Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Manggis, dari Leuwiliang ke China

Kompas.com - 13/08/2011, 03:17 WIB

Tahun berikutnya, masa panen akhir 2009 dan awal 2010, mereka mengekspor 137 ton manggis, 4-7 ton di antaranya ke Timur Tengah, sisanya ke China. Pada 2010-2011 mereka tak mengekspor manggis karena panen buruk akibat anomali cuaca.

Keberadaan koperasi itu menjadi penyeimbang tengkulak karena mau tak mau tengkulak harus bersaing harga dengan koperasi agar tidak kehilangan pemasok. Kalau semula tengkulak menghargai manggis Rp 150-Rp 200 per buah, belakangan mereka membeli dengan harga Rp 2.500-Rp 3.000 per kg.

”Kami menjaga agar harga tidak terlalu tinggi di atas tengkulak, tetapi juga tidak di bawah mereka. Biar petani punya pilihan mau menjual ke mana,” tutur Nanang.

Eksportir membeli manggis berdasarkan kualitas. Untuk manggis kualitas super Rp 16.000 per kg, kelas dua Rp 12.000 per kg, sedangkan kelas tiga Rp 5.000 per kg. Kualitas manggis ditentukan dari bentuk buah dan kebersihan kulit luar manggis.

Gudang

Nanang mengaku masih kesulitan menggunakan standar harga itu sehingga terpaksa memukul rata harga manggis yang diterima, yakni Rp 3.000-Rp 5.000 per kg. Ini karena pihaknya belum memiliki tenaga untuk menyortir manggis dan tak ada gudang penampungan. Akibatnya, ia harus menyiapkan skema subsidi silang agar semua manggis bisa ditampung.

Ia mencontohkan, dari semua manggis yang diterima, setidaknya separuhnya terpaksa dilempar ke pasar lokal dengan harga Rp 2.500 per kg karena tak masuk kualifikasi. Sedangkan dari separuh yang lolos penyortiran awal, sekitar 30 persen tergolong kualitas super, kelas dua, dan kelas tiga. Sisanya kembali harus dilempar ke pasar lokal.

”Padahal, kami memberi harga pukul rata, Rp 3.000 per kg untuk setiap manggis yang masuk,” tuturnya.

Nanang berharap bisa segera memiliki gudang sehingga dapat menyortir manggis. Dengan begitu, harganya bisa disesuaikan dengan kualitas manggis petani. Selain itu, ia juga berharap semua petani bisa lepas dari tengkulak. Dengan demikian, mereka bisa mengekspor manggis ke lebih banyak negara.


***

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com