Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Bersisik Ini Menangis Kesakitan

Kompas.com - 04/08/2011, 15:47 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Malang nian nasib Rohim Wahyuni (3,5), putra pasangan Wariono (35) dan Sulistiyorini (26), warga Dusun Bocok, Desa Pondok Agung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Ia menderita penyakit kulit sejak lahir. Kulitnya bersisik layaknya ikan. Rohim begitu ia dipanggil, lahir di Rumah Sakit Natuna, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 9 Desember 2007. "Anak saya bersisik begini sejak lima hari setelah dilahirkan," cerita Sulistiyorini saat ditemui Kompas.com di rumah gubuknya, Kamis (4/8/2011).

Untuk menuju rumah Sulistiyorini, dari Kota Malang, harus menempuh perjalanan 90 kilometer. Sementara dari Kecamatan Kasembon menuju Desa Pondok Agung, sekira 9 kilometer. Saat Kompas.com menemui Rohim, ia sedang bersama ibunya di ruang tamu.

"Saat saya hamil lima bulan, saya diboncengi oleh almarhum suami saya (Wariono) naik sepada motor. Saat itu terjatuh. Punggung saya terbentur ke sepeda motor," katanya.

Sejak menikah dengan Wariono, Sulistiyorini memang dibawa merantau ke Natuna. "Saat itu saya masih merantau di NTT. Setelah kecelakaan itu, mulai terasa ada yang tak beres dalam kandungan saya," katanya.

Rohim dilahirkan saat berusia delapan bulan dalam kandungan. "Saat lahir, kondisi Rohim normal. Tak ada gejala berbeda pada kondisi anak saya. Bahkan kulitnya sangat halus," katanya.

Baru setelah umur 5 hari, kulit Rohim mulai ada perubahan. Kulit yang awalnya halus mulai berubah menjadi kasar dan mengelupas. "Saat itu, kulit anak saya terus bersisik, mengelupas, kulitnya kasar," cerita Sulistiyorini yang memangku Rohim.

Sulistiyorini sempat memeriksakan anaknya ke Rumah Sakit Natuna. "Kata dokter, ini penyakit kulit biasa. Nanti juga akan sembuh. Oleh dokter hanya diberi salep," katanya.

Karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak menentu dan suaminya tidak memiliki pekerjaan yang menjanjikan di Natuna, mereka sepakat pulang kampung ke Kasembong, Kabupaten Malang, pada  2007. 

Kembali ke kampung halaman, Wariono dan Sulistiyorini tidak berhasil menata ekonomi keluarganya. Begitu juga kondisi Rohim. "Setelah pulang ke sini, suami saya sakit, akhirnya meninggal dunia disini. Saat itu Rohim baru berumur 3 tahun," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com