JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga Senin (1/8/2011) belum menerima laporan mengenai bentrokan antarkelompok pendukung politik di Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua yang terjadi Sabtu (30/7/2011) kemarin.
Kepala Negara belum berencana memanggil Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto terkait bentrokan berdarah yang menewaskan 17 orang tersebut.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Presiden Julian Aldrin kepada para wartawan di kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin. "Biasanya kalau laporan investigasi atau hasil temuan di lapangan sudah lengkap, Menkopolhukam akan menyampaikannya kepada Presiden," kata Julian.
Ia menambahkan, Djoko akan memberikan penjelasan terkait insiden berdarah itu. Saat ini, aparat penegak hukum masih terus melakukan verifikasi. Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, Minggu (31/7), bentrokan antarwarga di Ilaga terjadi pada Sabtu siang.
Seperti diberitakan, insiden dipicu penarikan dukungan DPC Gerindra di Ilaga terhadap Simon Alom. Menurut keterangan dari Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Wachyono, ketika Simon Alom hendak mengikuti verifikasi pada Sabtu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilaga menolaknya. Alasannya, Partai Gerindra yang sebelumnya mendukung pencalonan Simon Alom telah menarik dukungan.
Sontak pendukung Simon Alom marah dan menyerang kelompok Ketua DPC Gerindra Ilaga Thomas Tabuni. Bentrokan pada Sabtu itu membuat seorang anggota Brimob luka terkena panah. "Beruntung anggota Brimob itu menggunakan baju antipeluru," kata Wachyono.
Bentrokan sempat berhenti, tetapi pada Minggu sekitar pukul 06.00, kelompok Simon Alom kembali menyerang kelompok Thomas Tabuni.
"Saling serang itu dengan menggunakan panah, tombak, dan kapak sehingga menewaskan 17 orang. Sebanyak 13 orang dari kelompok Thomas Tabuni dan empat orang dari kelompok Simon Alom tewas," tutur Wachyono seraya menjelaskan bahwa tempat kejadian perkara berada di antara Kantor DPRD Kabupaten Puncak dan rumah Thomas Tabuni.
Saat ini, situasi di Puncak Jaya dilaporkan telah kembali tenang. Ketua Sinode Kingmi Papua, Pendeta Benny Giyai, yang dihubungi di Jayapura, meminta warga dari kelompok yang bertikai di Ilaga perlu menahan diri dan segera duduk bersama untuk menyelesaikan konflik horizontal itu. Penyelesaian itu perlu melibatkan tokoh gereja dan masyarakat sebagai penengah agar konflik tidak melebar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.