Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Ziarah Makam Walisongo

Kompas.com - 01/08/2011, 07:00 WIB

oleh Adi Sucipto dan Anwar Hudijono

KOMPAS.com - Ustad Sulaiman, pengasuh Pondok Pesantren Hibyatus-Syiban, Bangsalsari, Kabupaten Jember dengan khusyuk dan suara lirih memimpin baca Surah Yasin dan dzikir di makan Sunan Ampel Surabaya, Kamis (21/7/2011) malam. Ia membawa rombongan kecil sebanyak enam orang.

Ziarah ke makam Walisongo menjelang datangnya bulan Ramadhan ini sudah menjadi tradisi kami sejak muda. Dengan jumlah jamaah yang kecil ziarah kami lebih khusyuk. Tidak terburu-buru, katanya.

Dari Sunan Ampel akan melanjutkan ke Kota Gresik yaitu ke makam Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri. Selajutnya bergerak ke utara ke Sunan Drajat di Lamongan dan Sunan Bonang di Tuban. Dari wilayah Jawa Timur akan diteruskan ke Sunan Muria, Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus, ketiganya di Jawa Tengah. Terakhir ke Sunan Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat.

Biasanya akan ditambah ke makam Gus Dur di Jombang, Syekh Jumadil Qubro di Mojokerto, KH Abdul Hamid di Pasuruan, Syekh Kholil di Bangkalan.

Bagi Kiai Rifai dari Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ziarah ke makam Walisongo merupakan tradisi yang baik untuk lebih memantapkan ibadah puasa Ramadhan sebagai perjuangan melawan hawa nafsu. Dengan berziarah dan berdoa di makam Walisongo, kita jadi ingat bahwa kita akan mati. Sebagai wujud terima kasih atas perjuangan mereka yang menyiarkan Islam di Jawa. Kalau tak ada perjuangan mereka, mungkin kita tidak menjadi muslim, katanya. Dia memimpin rombongan dua bus atau sekitar 80 orang.

Bagi Nur Latifah, asal Dukuh Kupang, Kota Surabaya, kelompok khatimil quran mereka sering berziarah ke makam Walisongo. Ziarah secara khusus di bulan Syaban ini disertai harapan agar nanti pada bulan suci Ramadhan bisa khusyu menjalani ibadah puasa dan lainnya. Intinya kami pada Ramadhan ingin fokus melaksanakan ibadah puasa, katanya.

Tarwiyah, peziarah asal Krian, Kabupaten Sidoarjo menuturkan, selain bulan Syaban biasanya dirinya bersama keolompok pengajiannya juga tiap Maulid Nabi pasti ikut berziarah ke makam Malik Ibrahim. Ini sudah tradisi berzi arah bertepatan dengan Maulid NabiMuhammad SAW. Ya saya ikut mengaji semaan Al Quran juga haul Syekh Maulana Malik Ibrahim, tutur Tarwiyah.

Harus antre Pengurus Kompleks Makam Wisata Ziarah Syekh Maulana Malik Ibrahim, Salim menjelaskan, rata-rata pengunjung berkelompok mencapai 100 bus per hari. Jika satu bis isi 50 orang rata-rata di bulan Syaban ada 5.000 pengunjung yang datang. Itu belum termasuk yang datang dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum, tuturnya.

Pada tahun 2010 jumlah pengunjung mencapai 1.365.000 pengunjung lokal dan 400.000 pengunjung manca negara. Angka itu naik sekitar 15 persen dari tahun sebelumnya, katanya.

Dia menuturkan, pengunjung wisata ziarah makam akan ramai pada bulan Muharam, Rabiul Awal, dan Sa'ban kalender Hijriyah. Tetapi pada bulan puasa justru agak sepi. Kalau pun ada kebanyakan peziarah lokal, tuturnya.

Meningkatnya jumlah peziarah menjelang Ramadhan, membuat daerah sekitar makam Walisongo hidup selama 24 jam. Karena peziarah itu datAng dan perginya tidak m engenal batasan waktu. Keramaian pengunjung di Makam Maulana Malik Ibrahim terlihat dari terminal parkir di Jalan Pahlawan yang penuh dan pengunjung yang datang pergi bergantian di kompleks makam. Hal yang sama terlihat di kompleks wisata ziarah makam Sun an Giri di Sekarkurung.

Petugas di kompleks makam Sunan Giri, Chandra menuturkan pada Senin petang ada 65 bus rombongan dari Situbondo. Sebelumnya saat Nisfu Syaban hari Minggu lalu, sini penuh pengunjung. Pelawak dan pembawa acara televise Tukul Arwana pun harus antre masuk ke makam Sunan Giri, tuturnya.

Momentum tersebut merupakan berkah bagi tukang ojek dan kusir dokar di terminal wisata ziarah makam Sunan Giri. Hanya tukang ojek yang mengenakan rompi paguyuban ojek Sunan Giri dan dokar yang ada tuli san dokar wisata Sunan Giri yang bisa menarik penumpang. Tarif ojek Rp 2.000 per orang sekali jalan, satu sepeda motor diisi dua orang penumpang. Tarif dokar (kereta kuda) Rp 3.000 sekali jalan. Satu dokar diisi lima orang.

Ziarah kubur adalah sesuatu y ang juga dikerjakan Rasulullah. Tujuannya bukan untuk meminta sesuatu kepada ahli kubur melainkan untuk mendoakan mereka. Merefleksi diri perjuangan mereka. Merefleksi diri bahwa kita juga akan mati. Ini tradisi yang baik. Dan menurut Hadits riawayat Musl im, menciptakan tradisi yang baik itu mendapat pahala, kata Ny Hastuti, seorang guru agama di Surabaya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com