Dari enam lokasi pengungsian di Kota Tomohon, empat lokasi di antaranya menggunakan gedung sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar mulai Senin (18/7), yakni SMA Kristen Tomohon, SMA Binsus, SMP Negeri I, dan SD GMIM 7.
Sampai kemarin pengungsi yang masih bertahan di lokasi pengungsian sekitar 4.836 orang. Jumlah ini berkurang dibandingkan tiga hari lalu yang mencapai lebih kurang 6.000 orang.
”Demi kelancaran proses
Ia juga menjelaskan, saat ini ketersediaan makanan untuk pengungsi hanya sampai tiga hari ke depan. Sementara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi belum memberi rekomendasi untuk penurunan status Gunung Lokon, bahkan hingga pekan depan. Kondisi tersebut memaksa perlunya penyiapan logistik bagi pengungsi.
Sejauh ini, menurut Arnold, Pemerintah Kota Tomohon baru menerima sumbangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana senilai Rp 300 juta dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk kegiatan tanggap darurat.
Masalah itu disampaikan Arnold Poli kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono yang mengunjungi lokasi pengungsi di Tomohon, Sabtu petang. Saat itu Menko Kesra langsung menyerahkan bantuan untuk korban bencana Gunung Lokon sebesar Rp 500 juta.
”Saya berharap Pak Menko Kesra dapat menambah bantuan lagi apabila situasi Gunung Lokon dalam tiga hari ke depan belum normal,” ujar Arnold.
Ditambahkan, kebutuhan dana masih cukup besar. Apalagi, pada Minggu, ribuan pengungsi yang selama ini berada di empat gedung sekolah akan direlokasi ke sejumlah balai desa di Kota Tomohon.