Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wereng Kian Mengganas

Kompas.com - 08/07/2011, 03:01 WIB

Madiun, Kompas - Anomali cuaca dan ketidakserempakan jadwal tanam memicu serangan hama wereng di daerah sentra beras di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Kondisi itu dikhawatiran mengancam ketahanan pangan akibat turunnya produksi gabah.

Keterangan yang diperoleh Kompas, Kamis (7/7), menyebutkan, khusus di Jawa Timur, sejak Januari hingga pertengahan Mei, areal tanaman padi yang terserang wereng tercatat 85.750 hektar. Luasan itu mencapai 3,5 persen dari total luas tanaman padi di provinsi tersebut.

”Itu yang tercatat secara resmi hingga bulan lalu. Dengan kondisi cuaca tidak menentu, ditambah pola tanam yang monoton, kondisinya cenderung meluas,” tutur Bambang Harianto, juru bicara Fraksi PDIP DPRD Jawa Timur.

Data yang dikomentari Bambang itu mengacu pada catatan Dinas Pertanian Jawa Timur.

Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Madiun, Jatim, Sumanto mengatakan, di daerahnya saja, selama musim kemarau I luas areal tanaman padi yang diserang wereng mencapai 4.421 hektar dari 27.300 hektar total luas areal tanaman padi pada musim kemarau ini. Seluas 515 hektar di antaranya gagal panen.

Produktivitas tanaman padi rata-rata turun dari 6,4 ton per hektar menjadi 5 ton per hektar.

Anggota Kelompok Tani Sido Luhur, Kecamatan Wungu, Handoko, mengatakan, ia dan 50 rekannya terpaksa mencabuti tanaman padi yang baru berumur 15 hari karena menguning kecoklatan akibat serangan wereng. Setelah dicabut, tanaman padi tersebut langsung dibakar.

Pestisida tak manjur

Upaya itu dilakukan setelah pembasmian dengan cairan pestisida sudah tidak manjur. Saat ini, petani ingin menanam ulang dengan benih baru supaya hasilnya lebih bagus. Petani berharap pemerintah memberikan bantuan benih supaya tidak kehilangan kesempatan tanam pada musim gadu. ”Kami juga butuh bantuan modal untuk biaya tanam dan pemeliharaan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pada musim tanam periode kedua lalu, ia dan ratusan petani setempat gagal panen akibat serangan wereng coklat. Pada bulan Juni, biasanya mereka dapat menjual minimal 1 ton gabah hingga 6,4 ton gabah per hektar sawah. Kali ini, maksimal 250 kilogram.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Madiun Budi Tjahyono menambahkan, petani yang pada musim tahun lalu menanam padi selama tiga musim tanam berturut-turut dianjurkan untuk mengubah pola tanam dari padi ke palawija.

”Sawah yang pasokan airnya masih melimpah tetap tanam padi dengan catatan musim tanamnya diundur 2-3 minggu. Adapun sawah yang pengairannya tak memadai disarankan ditanami palawija,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan Mustakim Arif menyatakan, pihaknya fokus pada sosialisasi memutus siklus hidup wereng dengan mengubah pola tanam.

Di Jawa Tengah, hama wereng telah menyerang sekitar 267,9 dari 200.000 hektar total luas areal persawahan di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, dan Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Ancaman wereng dikhawatirkan meluas karena kondisi iklim yang cenderung lembab.

Hama tikus

Akibat anomali cuaca, hama tikus menyerang 1.605 hektar sawah di Sulawesi Selatan. Serangan hama yang melanda separuh dari 24 kabupaten/kota itu meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.

Luas areal yang terserang tikus itu memang tak seberapa dibandingkan total luas areal tanaman padi di Sulsel yang mencapai 800.000 hektar. ”Namun, jika tidak diantisipasi, bukan tak mungkin hama ini mengganas seperti wereng yang melanda Pulau Jawa,” kata Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Sulsel Firdaus Hasan.(MKN/ETA/NIK/ACI/RIZ/GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com