Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soekarno Lahir di Rumah Kontrakan

Kompas.com - 13/06/2011, 09:11 WIB

Kemudian, 1998 Djamilah menikahi Choiri. Setelah kedua orangtua Djamilah meninggal, mereka hanya tinggal berempat.

"Kami tidak menyangka bahwa rumah ini adalah tempat kelahiran Bung Karno. Sebuah kebanggaan dan anugerah karena kami tinggal di rumah tokoh kelas dunia. Tidak hanya presiden, tapi seorang yang patut menjadi teladan bangsa Indonesia," tutur Choiri, suami Djamilah.

Sebagai upaya untuk mengenang rumah kelahiran Bung Karno, Soekarno Institute, memasang prasasti sebagai tanda. Pada 6 Juni 2011 pemasangan dan pembukaan selubung prasasti dilakukan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Direktur The Soekarno Institute Peter A Rohi, dan perwakilan Bung Karno, Prof Haryono Sigit. Ratusan warga dan pejabat pemerintah kota serta anggota DPRD Surabaya juga turut menyaksikannya.

"Kami sudah melalui kajian dan penelitian panjang sejak masa reformasi. Bahkan penelitian juga kami lakukan di Belanda. Buku-buku sejarah masa lalu juga membuktikan bahwa di Surabaya inilah Bung Karno dilahirkan. Syukurlah sekarang bisa diresmikan," ujar Peter A Rohi.

"Di Jakarta ada prasasti Barack Obama, padahal dia Presiden Amerika Serikat. Masak Presiden Indonesia tidak ada prasastinya? Kami memasangnya di rumah kelahiran Soekarno," katanya, menambahkan.

Dijelaskan Peter, pemasangan prasasti digelar 6 Juni 2011 karena disamakan dengan tanggal kelahiran Soekarno, yakni 6 Juni 1901.

Peter menyayangkan sikap pemerintah yang menyatakan bahwa Soekarno lahir di Blitar. Padahal, kata dia, berbagai buku-buku sejarah dan arsip nasional menegaskan bahwa Soekarno dilahirkan di Surabaya.

Ia berani menunjukkan puluhan koleksi buku sejarah yang menuliskan kelahiran Soekarno. Di antaranya, buku berjudul Soekarno Bapak Indonesia Merdeka karya Bob Hering, Ayah Bunda Bung Karno karya Nurinwa Ki S Hendrowinoto tahun 2002, dan Kamus Politik karangan Adinda dan Usman Burhan tahun 1950.

Lainnya, Ensiklopedia Indonesia tahun 1955, Ensiklopedia Indonesia tahun 1985, dan Im Yang Tjoe tahun 1933 yang sudah ditulis kembali oleh Peter A Rohi dengan judul Soekarno Sebagi Manoesia pada tahun 2008.

"Bahkan mantan Kepala Perpustakaan Blitar sudah mengakui bahwa Soekarno tidak dilahirkan di Blitar, melainkan di Surabaya," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com