Yulia Sapthiani
Semangat warna keindonesiaan marak dalam rancangan busana saat ini. Pahlawan bangsa seperti Bung Karno, Bung Tomo, Kartini, juga motif burung Garuda, reog ponorogo, serta batik menghiasi dada kaum muda.
”Patriotisme itu sekarang sedang hits
Patriotisme juga muncul lewat penggunaan unsur etnis, seperti produk mode dari toko Geulis dan www.gantibaju.com. Tokoh-tokoh pewayangan, seperti punakawan, Hanoman, atau reog ponorogo, barong, hingga lambang burung Garuda menghiasi kaus-kaus berbahan katun yang adem.
Dua di antara pendiri www.gantibaju.com, yakni Bima (25) dan Anang (28), mengatakan, mereka memang sengaja mengutamakan unsur keindonesiaan dalam rancangan mereka. Apalagi, bisnis ini memang dibuat dengan niat awal untuk memperluas semangat mengenakan merek lokal di kalangan anak muda. ”Unsur Indonesia jatuhnya enggak harus tradisional, tapi bisa ngepop,” ujar Bima.
Di toko Geulis, yang produknya disediakan untuk perempuan, berbagai batik yang motifnya terkesan ringan didesain menjadi blus atau jaket pendek. Adapun kain tenun dengan warna lembut diubah menjadi rompi yang modis.
Konsep batik yang tidak ”berat” itu juga disodorkan Urban Batik yang menjadi tema terbaru koleksi baju buatan anak negeri milik Daniel Mananta, sejak April 2011.
Sesuai pasarnya, yaitu anak-anak muda, produk batik di toko ini tidak terkesan ”berat”. Setiap unsur etnik tidak diambil utuh, melainkan hanya seperti dicuplik, lalu diolah dan dikombinasikan dengan baju-baju berpotongan modern.
Beberapa motif batik, misalnya, merupakan kolaborasi batik dari berbagai daerah, salah satunya motif parang. Motif ini lalu diaplikasikan pada sedikit bagian pundak dan punggung dari kemeja pria putih polos yang berpotongan pas di tubuh, bagian depan jaket, dan sack dress.