Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa beda KERA dan MONYET?

Kompas.com - 20/05/2011, 04:42 WIB

Mencintai satwa liar berarti kita juga harus menjaga lingkungan hidup mereka, yakni hutan. Apabila hutan rusak, satwa liar akan kehilangan rumah dan lambat laun mereka pasti akan punah.

Apa jadinya dengan manusia? Jika kita tidak menjaga lingkungan, bencana alam akan datang dengan sendirinya. Kalau sudah begini, manusia juga yang bakal rugi.

Menurut Ayu, program pengenalan satwa liar dilindungi telah dilaksanakan sejak sekitar setahun terakhir. Semula, program ini hanya menjangkau sekolah dasar yang berlokasi di sekitar hutan.

Program ini bertujuan agar siswa sejak dini mengenal satwa liar di sekitar desa mereka. Program kemudian berlanjut ke sekolah menengah atas di Kota Jambi. Hingga kini, 11 SMA telah dikunjungi tim MEU, yaitu SMA I, SMA 4, SMA 5, SMA 10, SMA Ferdi Ferry Putra, SMA Nusantara, SMA Unggul Ikabama, SMA Adhiyaksa, dan SMKN 1.

Menurut Khusnul, guru keliling lainnya, para siswa yang mereka kunjungi sangat beragam. Ada siswa yang cepat bosan, ada yang cukup serius mendengarkan materi pendidikan cinta satwa. Tetapi, ada pula siswa yang suka menonton film pendek tentang konservasi satwa dan lingkungan.

Bagi sekolah yang siswanya mudah bosan, mereka memilihkan aktivitas permainan. Salah satu permainan yang dipilih adalah Jungle Ball.

Sebelum pendidikan cinta satwa dimulai, siswa lebih dulu diberi tes sederhana akan pengenalan satwa liar. Tes serupa kembali diberikan pada penghujung acara. Tes ini berguna untuk mengukur dampak pendidikan terhadap kesadaran siswa pada konservasi satwa liar dan lingkungan.

Pada tes awal, nilai siswa biasanya hanya 10 atau 20. Namun pada tes akhir, diketahui nilai mereka mencapai di atas 50. Malah ada siswa yang mencapai 90 atau 100, alias semua pertanyaan bisa mereka jawab dengan benar.

Tahun 2009, program mobile education unit FZS, lembaga yang bergerak pada upaya konservasi orangutan sumatera ini, telah diselenggarakan pada semua sekolah dasar di 31 desa penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Jambi dan Riau.

 

Hidup bebas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com