Asep tidak menyerah, dia konsisten bertahan di dunia pembenihan ikan demi memenuhi kebutuhan hidupnya, istilah sunda adalah bakat ku butuh. ”Hanya keterampilan memijahkan ikan saja yang saya kuasai. Dari sana saya bisa memiliki rumah dan menyekolahkan enam anak saya,” ujarnya.
Beberapa upaya dia lakukan seperti mengalihkan benih-benih untuk dibesarkan melalui mina padi atau ditanam di lahan persawahan. Dengan sistem bagi hasil itu, petani mendapatkan penghasilan tambahan sementara pembenih mendapat untung karena benih ikan bisa terserap.
Begitu pula dengan kualitas indukan. Asep memahami indukan yang berkualitas bakal menghasilkan benih yang berkualitas pula. Dia menghindari mengawinkan induk jantan dan betina melalui inbreeding atau perkawinan sekerabat dengan mendapatkan induk jantan dari Tasikmalaya dan induk betina dari Subang.
Saat ini harga jual benih ikan mencapai Rp 8.000 per gelas. Menurutnya, harga tersebut sudah mencapai harga yang sama-sama menguntungkan pembenih, petani mina padi, maupun peternak ikan.
Ditanya rencana di masa mendatang, Asep menjawab pendek dan mantap, ”Tetap di pembenihan ikan.”
ASEP SUKARSA (42)
Pendidikan Terakhir: SMA Karya Pembangunan
Istri: Lilis Sumartini
Anak:
- Deli Agustiana