Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Marind Hidup di Antara Busur dan Pacul

Kompas.com - 17/04/2011, 15:11 WIB

Sektor pertanian, memang fokus dan unggulan Kabupaten Merauke. Merauke memiliki lahan pertanian potensial 2,5 juta hektar (ha), dengan lahan basah 1,9 juta ha. Tahun 2010, Pemkab Merauke menerbitkan 46 izin investasi bidang pertanian meliputi lahan 228.000 ha, termasuk di tanah-tanah ulayat.

Ironisnya, tanah ulayat sering dilepas dengan harga murah pada pemilik modal. Banyak tanah ulayat dijual hanya Rp 10 (sepuluh rupiah!) per meter persegi, karena iming-iming perusahaan yang akan perumahan, pendidikan, dan lapangan kerja.

Sebaliknya, harus dibuka juga fakta, tak semua investor sekadar cari untung. Mereka eksplisit punya andil menggerakkan perekonomian daerah dan menyerap tenaga kerja. Bayangkan, tanpa investasi dan campurtangan pemodal dari Jakarta,--dan masuknya teknologi baru--Merauke, tentu sulit sekali berkembang.

Susahnya, sebagian warga tidak memiliki ketekunan dan keuletan bertani. Ini wajar, karena sekian generasi mereka diberkahi kemurahan alam. Karenanya, seperti kata Wakil Ketua Lembaga Masyarakat Adat Marind-anim, Alberth Gebze Moyuend: sebagian warga meninggalkan sawah mereka karena merasa tak sesuai kultur dan adat. Tercatat, lahan sawah yang terbengkalai mencapai   34 persen dari 38.402 ha lahan pertanian di Merauke.


Pastor Andreas Fanumbi Pr, pendamping masyarakat Marind di Distrik Semangga melihat masyarakat Marind mengalami benturan budaya. Mereka butuh pendampingan dan berkelanjutan untuk bergelut dengan perubahan keadan dan budaya. Diperlukan pendekatan budaya dan religi, dengan melibatkan tiga tungku yakni pemerintah, masyarakat, dan pihak ketiga. Di situlah, pendidikan diperlukan.

Bupati Merauke Romanus Mbaraka bertekad melindungi masyarakat Marind. Ia menawarkan konsep penyertaan modal. Artinya, tanah adat yang kelak jadi lahan usaha perusahaan, sebaiknya dihitung sebagai penyertaan modal...

 ”Saya senang bertani (padi). Anak-anak di sini juga su pandai bertani,” ujar ibu tujuh anak ini menggambarkan aktivitas keseharian warga Dusun Serapu, Kampung Urumb, Distrik Semangga, Merauke. Ia sendiri sudah melakoni kegiatan bercocok tanam sejak usia 10 tahun.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com