Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fumigasi, Antisipasi Leptospirosis

Kompas.com - 24/03/2011, 18:41 WIB

KULON PROGO, KOMPAS.com — Para petani di Pedukuhan Taruban Wetan, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, memiliki cara baru untuk membasmi hama tikus. Caranya dengan menggunakan pengomposan/pengasapan (fumigasi) pada lubang-lubang tikus. Dengan cara ini, tikus yang di dalamnya akan mati dengan sendirinya akibat menghirup asap tersebut.

Menurut Kepala Dinas Pertanian DIY Nanang Suwandi, tikus berada dalam urutan kedua sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) yang berpotensi mengancam produksi padi. Tikus memiliki tingkat reproduksi yang sangat tinggi. Dalam satu tahun sepasang tikus dapat berkembang menjadi 2.000 ekor.

Tikus juga mempunyai kemampuan untuk bermigrasi massal dengan jarak 1 hingga 2 kilometer.

"Belakangan ini banyak ditemukan adanya kasus pasien leptospirosis yang mayoritas pasien yang terjangkit berprofesi sebagai petani. Tikus perlu diberantas secara maksimal," ujar Nanang.

Sementara Ketua Kelompok Tani (KT) Tani Makmur Suyanto (34) mengatakan, dampak serangan tikus di bulak Sanggrahan pada panen lalu tercatat menurunkan produksi hingga 25 persen.

"Panen-panen sebelumnya rata-rata produksi dapat mencapai 11-12 ton per hektar (ha), namun pada musim panen lalu turun menjadi 8-9 ton per ha," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com