Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2011, 20:28 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Agar bisa membuka paket tanpa disposal atau peledakan, akhirnya paket berbentuk selongsong panjang yang sempat menghebohkan Toko Buku Gramedia dibawa ke Mako Brimob Polda Jateng.

Kepala Kepolisian Sektor Semarang Tengah, Kompol Prayitno menjelaskan, untuk pelaku tetap harus menjalani pemeriksaan dan menginap di Mapolsek Semarang Tengah, minimal sampai esok pagi, Rabu (23/3/2011). "Bukan under estimated, namun berdasar pengakuan karyawan bernama Dani, paket tersebut memang berisi barang tidak berbahaya dan ia hanya iseng," kata Kompol Prayitno.

Seperti berita sebelumnya, jajaran Polsek Semarang tengah menangkap Dani Aryawan (30), warga Jl. Brotojoyo utara nomer 42 Semarang Utara, Selasa (22/3). Ia ditangkap bersama temannya yang dijadikan saksi, yakni Hery (40).

Kapolsek menyebutkan, penangkapan bermula saat salah seorang petugas keamanan Toko Buku Gramedia, Muhrozi (45), menerima sebuah paket berbentuk selongsong dengan panjang sekitar 50 centimeter dari Citybank Jakarta. Paket tersebut dikirim melalui jasa kurir NCS di Jalan Tegalsari Raya Semarang.

Di antara banyak paket, paket berupa selongsong tersebut ditulisi tulisan tangan "Bom Kecil Selongsong Panjang, Meledak Jam 12.00 WIB". Di hadapan polisi, Dani yang sudah bekerja di jasa pengiriman barang NCS selama 3,5 tahun tersebut mengaku hanya iseng ketika menulis ancaman ledakan bom dan tidak memikirkan akibatnya.

"Waktu menulis hanya iseng Pak dan hal itu juga diketahui rekan-rekan sekerja," kata Dani yang juga mengaku menyesal. Keterangan Dani mengenai alasan menulis ancaman ledakan bom tersebut dibenarkan oleh Hery yang juga ikut diamankan polisi.

Hingga saat ini pelaku teror bom palsu masih menjalani pemeriksaan intensif di Markas Polsek Semarang Tengah untuk mengetahui motif yang sebenarnya. Sementara paket berbentuk selongsong itu akan diperiksa lebih lanjut di Mako Brimob.

"Mungkin baru besok kami mendapatkan hasil, kalau tidak diperiksa mendalam dan asal diledakkan, takutnya barang tersebut sangat berguna dan susah mencarinya," kata Prayitno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com