Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Prihatin Krisis Nuklir Jepang

Kompas.com - 14/03/2011, 13:47 WIB
 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia prihatin atas krisis nuklir yang terjadi di Komplek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Daiichi Fukushima, Miyagi, Jepang yang meledak setelah diterjang gelombang Tsunami disertai gempa dahsyat bermagnitud 9 pada Jumat, 11 Maret 2011. Indonesia berharap tidak terjadi bencana yang lebih parah dengan berbagai ledakan di reaktor nuklir pemasok energi listrik itu.

"Terutama yang berkaitan dengan reaktor nuklir, kami harap tidak terjadi sesuatu. Kami juga berharap, sentra-sentara produksi manufaktur, yang sebagian terkait erat dengan ekspor Indonesia, dapat segera pulih," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Senin (14/3/2011).

Menurut Hatta, pihaknya akan bersedian memberikan bantuan kepada pemerintah Jepang apabila diminta. Sementara ini, operasi bantuan yang dikoordinir pemerintah telah dilakukan khusus untuk menolong warga negara Indonesia yang terkena musibah di Jepang.

"Sepanjang nanti ada rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur, maka dalam proses itu akan banyak sekali kebutuhan yang harus didatangkan untuk membangun. Kebutuhan ekspor pasti akan meningkat," kata Hatta.

Secara terpisah, Menteri Keuangan Agus Darmawan Wintarto Martowardojo mengungkapkan keprihatinan yang sama atas bahaya nuklir yang mungkin melanda Jepang. Bencana nuklir itu harus menjadi dasar agar Indonesia semakin waspada.

"Yang paling utama saat ini adalah kami turut prihatin terhadap kondisi yang terjadi. Kami tahu, ini bakal ada dampaknya, tetapi memang total ekonomi dari daerah itu dibanding total ekonomi Jepang tidak besar," katanya.

Kantor berita Reuters, mengutip Kantor Berita Kyodo, menyebutkan, akibat ledakan di fasilitas nuklir itu, sekitar 80.000 jiwa diungsikan dari radius 20 kilometer (km) seputar Fukushima. Mereka bergabung dengan 450.000 orang yang mengungsi akibat tsunami dan gempa. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com