Cilegon, Kompas -
Penuturan petugas Sentral Komunikasi PT Marga Mandalasakti, Rendi, ekor antrean truk di dalam tol pada Sabtu (5/3), pukul 15.00, berada pada posisi Kilometer 94 atau 4,25 km sebelum gerbang tol Merak. Ditambah 4 km antrean di sepanjang ruas Cikuasa Atas, maka panjang antrean di luar pelabuhan Merak mencapai 8,25 km.
”Posisi ekor antrean di ruas tol ini berada 1 kilometer sebelum gerbang tol Cilegon Barat sehingga kendaraan pribadi dan bus dari arah Jakarta terpaksa harus dialihkan lewat gerbang tol Cilegon Timur,” kata Rendi.
Berdasarkan pemantauan Sabtu petang, pukul 19.15, kondisi juga belum berubah. Antrean truk masih panjang, 8,25 km.
Instruksi Presiden itu disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Jumat (25/2). Menteri Perhubungan Freddy Numberi dan Menteri BUMN Mustafa
Kemarin, sekitar pukul 10.00, Menhub Freddy Numberi datang ke Pelabuhan Merak. Pada kesempatan tersebut, pelaksana tugas Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Sirajuddin Saini mengatakan bahwa jumlah kapal yang beroperasi sebanyak 22 unit.
”Tetapi sore hari jumlah kapal yang beroperasi sudah bertambah jadi 24 unit. Itu sudah termasuk enam kapal tambahan, yakni Ganda Dewata, Kali Bodri, Ferindo 5, Pulo Telo, Dharma Ferry 9, dan Bontang,” kata Direktur Usaha Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Prasetyo Bakti Utomo.
Pada pertemuan antara Menhub dengan jajaran PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) terungkap, salah satu penyebab belum teratasinya kemacetan di Merak adalah tidak tercapainya jumlah trip dari yang diharapkan, yakni 96 trip sehari.
Jumlah 96 trip tersebut dapat tercapai bila dalam satu hari ada 24 kapal yang beroperasi dan tiap kapal mampu melayani sebanyak empat trip. Kenyataannya, tidak semua kapal dalam sehari mampu mencapai empat trip. Ada kapal yang hanya mampu melayani dua trip.