Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Rendam Ribuan Rumah di Medan

Kompas.com - 07/01/2011, 04:41 WIB

Medan, Kompas - Meluapnya tiga sungai besar yang melintasi Kota Medan, Sumatera Utara, yakni Sungai Deli, Sungai Belawan, dan Sungai Babura, sejak Rabu malam hingga Kamis (6/1) siang, membuat ribuan rumah di 11 dari 21 kecamatan di Kota Medan terendam. Hingga semalam, ribuan warga terpaksa mengungsi dengan bawaan seadanya. Ketinggian air belum surut karena curah hujan di Medan dan daerah hulu ketiga sungai masih tinggi.

Wilayah terparah yang terendam banjir adalah Kecamatan Medan Maimun. Enam kelurahan di Kecamatan Medan Maimun semuanya terendam banjir. Keenamnya dilintasi aliran Sungai Deli.

Banjir juga melanda beberapa perumahan kelas menengah di Medan, seperti Perum Griya Nusa III dan Kompleks Setiabudi Flamboyan 2 di kawasan Tanjung Selamat.

Sementara itu, di Bali, dua warga Desa Seraya Tengah, Kabupaten Karangasem, I Made Suarjana (14) dan Ni Wayan Ayu (30), tewas terseret banjir bandang di Tukad (Sungai) Wanasari, Rabu malam.

Warga gagal menyelamatkan kedua orang itu. Jenazah Suarjana ditemukan warga dan tim SAR setempat di sekitar Tukad Wanasari, Kamis. Jenazah Wayan Ayu ditemukan Rabu malam. Sedangkan anak Wayan Ayu, Luh Mini (12), dapat diselamatkan warga. Ketiganya tengah melintasi sungai kering yang tiba-tiba banjir setinggi 1 meter.

Banjir Medan

Salah seorang warga Gang Merdeka, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Rodiyah, menuturkan, banjir mulai menenggelamkan rumah warga sejak Rabu pukul 21.30. ”Sampai pukul 02.00 dini hari, air sudah setinggi lutut di loteng rumah saya. Enggak ada lagi yang bisa kami selamatkan karena air pun sudah mencapai lantai dua rumah kami,” ujar Rodiyah.

Benhur, salah seorang warga yang tinggal di Kompleks Menan, Kelurahan Sei Mati, menuturkan, hanya dua jam setelah hujan deras turun, ketinggian air mencapai 2,5 meter.

Riris (32), warga Perum Griya Nusa Tiga Blok F 40 yang rumahnya berada paling dekat dengan Sungai Belawan dibandingkan dengan penghuni lain, mengatakan, air mulai naik sekitar pukul 22.00 setelah hujan berlangsung dua jam. Pukul 23.30, air mulai masuk ke tempat parkir mobil. ”Kami lalu mengungsi. Mobil masih bisa keluar,” katanya. Namun, setelah itu, air setinggi hampir 2 meter menggenangi rumahnya. Tembok batas kompleks dan jalan di samping rumahnya pun jebol.

Di Gang Bahagia, Lingkungan VI, Kelurahan Cinta Damai, Medan Helvetia, sekitar 100 meter dari bibir Sungai Lau Belawan, air mulai masuk pada Kamis pukul 02.30. Hingga pukul 14.00 kemarin, air di permukiman itu belum surut, setinggi 0,5 meter.

Kepala Sub-Bidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan Heron Tarigan mengatakan, tanah di Sumut sudah jenuh dengan air karena hujan sudah turun sejak Agustus lalu.

Air akibat puncak hujan yang terjadi pada Desember-Januari ini tidak terserap tanah sehingga meluncur bebas ke hilir. ”Potensi hujan seperti kemarin diperkirakan masih akan terjadi sehingga banjir bandang seperti kemarin juga diperkirakan masih bisa terjadi lagi,” kata Heron.

Peringatan BBMKG Medan

Sejak dua bulan lalu, BBMKG Wilayah I Medan telah memperingatkan, ada 21 daerah aliran sungai (DAS) di Sumut yang berpotensi tinggi mengalami banjir. Tiga di antaranya adalah DAS Belawan, DAS Percut, dan DAS Deli.

Sekretaris Kecamatan Medan Maimun Ody Prasetyo mengakui, meski berada di tengah kota, wilayahnya terkena dampak paling buruk jika Sungai Deli meluap.

Menurut Ody, berdasarkan data sementara, di Kelurahan Kampung Baru ada 920 rumah terendam, di Kelurahan Jati (20), di Kelurahan Sukaraja (138), di Kelurahan Aur (687), di Kelurahan Hamdan (430), dan di Kelurahan Sei Mati (628).

Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengatakan, ada 11 kecamatan di Medan yang dilalui aliran tiga sungai.

Akibat banjir, PDAM Tirtanadi Medan juga menghentikan operasinya setelah dua instalasi pengolah air milik PDAM Tirtanadi tak mampu memproses tingginya kadar kekeruhan air.

Wakil Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengaku menerima keluhan warga, mengingat proyek Banjir Kanal Medan yang telah selesai dan dirancang untuk mengendalikan banjir itu dinilai tak mampu menampung debit air Sungai Deli. (WSI/BIL/MAR/AYS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com