Ngaidi hanya mendapati selembar fotokopi surat tanda nomor kendaraan (STNK) sepeda motornya yang bisa diselamatkan. Selebihnya musnah.
”Saya sudah tidak punya apa-apa lagi,” ujarnya lirih.
Dahsyatnya empasan lahar dingin di Dusun Gempol tak terlepas dari fakta sejarah. Menurut Sungkono, jalur limpasan banjir lahar dingin kemarin merupakan alur lama Sungai Putih yang pada 1942 dimatikan Pemerintah Kolonial Belanda. ”Hal itu dilakukan agar Belanda tidak harus membangun dua jembatan dalam jarak berdekatan,” kata Sungkono.
Sayangnya, peristiwa banjir lahar dingin pada 1969 tak cukup menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk mengembalikan aliran alami Sungai Putih. Sebaliknya, di bekas aliran lama itu dibangun permukiman, toko, bahkan pasar. Akibatnya, saat Merapi kembali meletus, Sungai Putih yang dipenuhi material dengan daya dorong besar memilih jalur alaminya, menimbulkan penderitaan bagi warga.
(M Burhanudin/M Final Daeng)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.