Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Sudut Mana Pun Bromo Tetap Memikat

Kompas.com - 30/11/2010, 04:30 WIB

Aloysius B Kurniawan

Berbagai media, baik cetak maupun elektronik, melaporkan secara dramatis kondisi Gunung Bromo yang kini dinilai kritis pascapenetapan status Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Selasa (23/11) lalu. Namun, tak bisa dipungkiri, Bromo sangat memikat wisatawan.

Larangan bagi siapa pun untuk menjejakkan kaki di lautan pasir Gunung Bromo pada radius tiga kilometer dari kawah ternyata tak menyurutkan niat para wisatawan untuk menyaksikan pemandangan indah gunung ini. Dua wisatawan mancanegara asal Belgia, Van loo Sonia dan Deurwaerder Julie, misalnya, mereka justru mengunjungi Bromo setelah mendengar kabar bahwa aktivitas gunung ini meningkat.

”Ketika kami di Jakarta, ada kabar Bromo menggeliat, kami pun menuju ke sini. Ternyata, pemandangannya sangat indah, kepulan asapnya menakjubkan. Kami tak takut karena masyarakat setempat mengatakan situasinya masih aman,” kata Van Loo, Minggu (28/11).

Pemandangan Bromo memang menakjubkan. Senin (29/11) dini hari, ratusan wisatawan domestik dan mancanegara dengan menggunakan sekitar 50 mobil jip serta puluhan sepeda motor naik ke bukit Penanjakan II, Dusun Cemaralawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Tujuan mereka hanya satu, ingin menyaksikan pemandangan Bromo saat matahari terbit dari ufuk timur.

Perkiraan para wisatawan sangat tepat. Cuaca Bromo pada Senin (29/11) sangat indah. Dari arah bukit Penanjakan II, kepulan asap Bromo tampak membumbung ke atas lalu tersapu angin ke arah barat daya.

”Dini hari tadi ratusan pengunjung sudah memadati jalan menuju bukit Penanjakan II. Mereka datang pukul 03.00, lalu menyaksikan matahari terbit sekitar pukul 06.00. Meski ada larangan, ada saja turis yang datang,” kata Muliat (60), warga Desa Ngadisari.

Selain di Penanjakan II, pada pagi hari wisatawan juga banyak wisatawan berdatangan di sekitar Dusun Cemaralawang. Dusun yang berada di sisi utara Bromo itu menjadi lokasi strategis untuk menyaksikan Bromo secara bebas.

Tiga titik strategis

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo mengatakan, para wisatawan masih bisa menyaksikan Bromo pada radius di luar tiga kilometer tanpa harus turun ke lautan pasir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com