MESUJI, KOMPAS.com - Sehari pasca-bentrokan berdarah di Wira Bangun, Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji Lampung, situasi di sana masih terlihat mencekam. Desa di perbatasan Lampung Sumatera Selatan ini tampak seperti kota mati. Mayoritas warga mengungsi.
Berdasarkan pemantauan di lokasi, rumah-rumah warga tampak sepi. Nyaris tidak ada aktivitas, kecuali kerumunan sejumlah polisi dan wartawan. Rumah-rumah ini telah ditinggalkan warga sejak kemarin malam usai penyerangan ratusan warga dari Pematang Panggang, Ogan Komering Ilir, Sumsel.
Sekitar 25 warga bertahan mengungsi di MTS Darul Falak Al Amin. Warga di sini enggan keluar, bahkan sekalipun ke rumah untuk mencari makan. Mereka masih takut menyusul isu akan adanya serangan susulan warga Pematang Panggang usai Jumatan, siang ini.
"Belum berani ke rumah dari kemarin. Takut kalau mereka menyerang lagi," ujar Rawi (40), warga Wira Bangun. Rawi nyaris menjadi korban amuk massa. Ia bercerita, sore kemarin, ratusan warga dari Pematang Panggang menyerang warga Wira Bangun tiba-tiba. Mereka naik motor dan truk.
"Mereka membabi buta. Ketemu orang, langsung tebas. Ketemu kami langsung tebas. Mereka bawa golok dan senjata tajam," ujarnya. Bahkan, berdasarkan informasi, warga juga menyerang menggunakan senjata api. Berdasarkan penuturan sejumlah saksi mata, warga membawa senjata jenis revolver dan FN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.