Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bangun Lumbung Pangan

Kompas.com - 16/11/2010, 04:56 WIB

MAGELANG, KOMPAS - Pengungsi korban Merapi yang kembali ke rumah menghadapi ancaman kekurangan pangan. Warga Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengantisipasi dengan membangun lumbung pangan, obat-obatan, dan air.

Warga khawatir bantuan selama masa rehabilitasi tidak cukup. Mereka juga tidak mungkin mengandalkan hasil panen padi, sayuran, dan umbi-umbian, ataupun ikan karena mati terkena abu vulkanik Merapi.

Lumbung dibangun di Dusun Diwak untuk memenuhi kebutuhan 4.500 penduduk 12 dusun di Desa Sumber. ”Setiap dusun akan diwakili satu warga yang bertugas mendata warga yang kekurangan makanan, kemudian mendistribusikan logistik dari lumbung,” kata Koordinator Posko Palguna Padepokan Prasetya Budya Desa Sumber, Prasetya Adi Wibawa, Senin (15/11) di Magelang.

Prasetya mengatakan, posko pedepokan berupaya mencari donatur karena logistik yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pangan sekitar empat bulan.

Kepala Dusun Ngargotontro, Desa Sumber, Maryono mengatakan, warga juga membutuhkan lumbung air. Penyebabnya, sumber-sumber air di Desa Sumber kotor, berbau belerang, dan pipa penyalur air hancur terkena banjir lahar dingin.

Warga sejumlah desa di Kecamatan Kemalang dan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, yang kembali dari pengungsian juga membutuhkan bantuan air bersih. ”Air berbau anyir, mengandung belerang dan sulfur. Kami kesulitan untuk mendapatkan air bersih,” kata Parwito, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang.

Kepala Desa Sidorejo Suroso mengatakan, warga yang kembali ke desa sekitar 500 orang. Mereka tinggal sekitar 10 km dari Merapi. ”Kami akan berkoordinasi dengan pemkab supaya ada bantuan air bersih,” kata Suroso.

Seiring penurunan radius bahaya Merapi di Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten, hingga Senin pagi tercatat sebanyak 40.209 pengungsi kembali ke rumah.

Ada juga warga yang nekat kembali ke rumah mereka di zona bahaya Merapi. Pada Minggu malam, aparat kepolisian terpaksa mengevakuasi sekitar 300 pengungsi dari Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, Boyolali, ke balai desa yang berjarak lebih dari 10 km dari puncak Merapi. ”Kami sudah kangen rumah. Lagi pula, ternak juga harus diurus,” kata Hartono (40), warga Dusun Surjo, Desa Sukabumi.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, sejumlah pengungsi juga nekat kembali ke rumah meski masih dalam radius bahaya. Di pengungsian Gedung Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta, misalnya, sejumlah 239 orang, sebagian besar warga Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, pulang ke rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com