Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partini Masih Bisa Panen Salak

Kompas.com - 12/11/2010, 16:05 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Meski Merapi belum bisa dikatakan aman, Partini (30), salah satu pengungsi Merapi, Jumat (12/11/2010), nekat pulang ke kampungnya di Ngelusari, Kecamatan Pakem, Yogyakarta atau 10-12 km dari Puncak Merapi.

Bukan sekadar untuk menengok rumah dan harta bendanya yang ditinggal mengungsi, tetapi Partini juga nekat ke kebun salaknya untuk panen. Sebab, katanya, dia sedang mendapat pesanan salak, yang kini harganya lagi tinggi, karena banyak petani tidak panen.

Ia mengungsi sejak Merapi meletus, 26 Oktober lalu. Ia, suami, dan ketiga anaknya mengungsi ke Banguntapan, Bantul.Dikatakan, sejak mengungsi, baru hari ini ia kembali ke rumah untuk panen.

"Sekarang petani tidak bisa panen karena mengungsi. Permintaan mengalir terus. Kalau Desember nanti, sekilo itu harganya Rp 2.000. Sekarang ini harganya Rp 4.500," ujar Partini yang mengungsi sejak Merapi meletus 26 Oktober lalu. Sekarang, dia bersama warga lain mengungsi di Banguntapan, Bantul.

Menurut dia, karena banyak petani yang belum berani panen, pasokan salak pondoh yang terkenal itu saat ini sangat sedikit, sehingga kalau panen sekarang pasti langsung terjual dengan harga bagus.

"Saya sendiri berani panen karena dapat pesanan dari pedagang yang biasa beli ke saya. Kalau tidak, saya tidak pulang, karena belum pasti pembelinya," kata Partini yang mengaku baru sekali ini pulang ke kampungnya sejak pertama mengungsi.

Ketika ditanya lagi kapan ia akan panen lagi, Partini mengaku belum bisa memastikannya. "Tergantung pesanan dan situasi (Merapi)," jawabnya.

Partini dan keluarganya memiliki lahan salak seluas 5.000 meter persegi atau setengah hektar. Jika situasinya normal, Partini bisa memanen salaknya setiap hari. Namun, akibat abu Merapi, ia terancam tak bisa panen selama satu sampai dua tahun.

"Kalau mati sama sekali ya tidak. Tetapi daun yang lama itu mati karena abu dan butuh satu sampai dua tahun baru tumbuh. Makanya, selama bisa panen, ya dipanen. Mumpung buahnya juga masih layak jual," terangnya.

Untuk hari ini, Partini memanen salak sampai lima keranjang dengan nilai jual yang menurutnya mencapai Rp 1 juta. "Kalau ini, satu juta sudah pasti di tangan, Mas," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com