Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Mbah Rono Hanya Bisa Menggeleng

Kompas.com - 06/11/2010, 04:10 WIB

Kepala BPPTK Subandriyo mengatakan, berbagai babak fase letusan Merapi 2010 dari kaca mata ilmiah menjadi sangat menarik. Pertama, letusan tahun ini di luar tabiat Merapi yang selama beberapa dekade terakhir tidak pernah meledak-ledak (eksplosif).

”Belum pernah kita jumpai letusan Merapi sedahsyat ini dalam seabad terakhir,” katanya. Ditambahkan, letusan tahun ini hampir menyamai letusan dahsyat Merapi pada 1872. Kala itu, Merapi meletus dengan skala eksplosivitas 4 dari skala 8, atau yang tertinggi untuk ukuran Merapi.

Saat itu, suara letusannya dikabarkan terdengar hingga Pulau Madura di Jawa Timur dan Karawang di Jawa Barat. Volume material yang dilontarkan hampir mencapai 100 juta meter kubik dengan dampak hujan abu, awan panas, dan banjir lahar mencapai radius 20 km.

”Untuk letusan kali ini, kami belum bisa memastikan skalanya karena harus diteliti setelah semua fase erupsi selesai. Namun, diperkirakan sudah kisaran skala 3,” kata Subandriyo.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sukhyar sependapat dengan Subandriyo. ”Jika dibandingkan letusan Gunung Galunggung tahun 1982, saya nilai ini (letusan Merapi kali ini) lebih dahsyat,” katanya.

Waktu itu, kata Sukhyar, Galunggung memiliki energi erupsi yang kira-kira sama dengan energi Merapi saat ini. ”Bedanya, Galunggung mencicil pengeluaran energi erupsi itu selama sepuluh bulan, sedangkan Merapi hanya dalam waktu dua minggu,” katanya.

Soal banyaknya peningkatan aktivitas gunung-gunung berapi di Indonesia selain Merapi, Sukhyar mengatakan, hal itu tidak saling terkait. (ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com