Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kentungan, Sedesa Lolos dari Tsunami

Kompas.com - 01/11/2010, 06:36 WIB

Masyarakat sekampung di sana, kata Gubernur, bisa selamat dari hantaman gelombang tsunami karena saat terjadi gucangan gempa dibunyikan kentungan oleh kepala sukunya. Begitu mendengar kentungan, warga langsung lari ke arah perbukitan.

Ternyata bunyi kentungan itu sebagai penanda untuk lari, karena kekhawatiran akan terjadinya gelombang air laut naik, semua isi kampung menyelamatkan diri ke perbukitan.

Menurut Gubernur, kearifan lokal warga itulah yang telah menyelamatkan masyarakat satu perkampungan di arah bagian selatan Mentawai dari gulungan gelombang tsunami meskipun perkampungannya rata dengan tanah.

Apa yang terjadi di satu perkampungan yang berada di dekat pusat gempa dan gelombang tsunami di Mentawai itu tentu suatu pembelajaran yang berarti.

Jadi, masyarakat kalau membudayakan kearifan lokal di daerahnya bisa sebagai juru selamat dari bencana yang menimbulkan korban massal.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Ade Edward, mengatakan, dusun-dusun yang menghadap ke laut lepas di Mentawai sedikit yang menjadi korban jiwa akibat hantaman gelombang tsunami.

Seperti di Muntei dan Bulasat, perkampungan habis dan rata dengan tanah, tetapi korban jiwa sedikit sekali, bahkan ada yang sekampungnya selamat semua.

"Tampaknya masyarakat yang tinggal di bagian pantai barat Sumbar itu masih tetap memercayai tanda-tanda alam. Mereka juga fanatik terhadap kearifan lokal yang dianutnya sehingga korban sedikit saat gelombang tsunami menghapus darat," katanya.

Malahan korban yang banyak tewas akibat gulungan gelombang tsunami itu terdapat di dusun-dusun yang berada di Kecamatan Pagai Utama, agak jauh dari pusat gempa.

Data sementara pada Pusat Pengendali Operasi (Pusdalop) Penanggulangan Bencana Sumbar, jumlah korban jiwa meninggal dunia yang sudah ditemukan mayatnya tercatat 449 orang, dan masih diduga hilang tercatat 96 orang.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com