Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaran Kepang, Rohnya dari Gunung Merapi

Kompas.com - 01/11/2010, 03:52 WIB

Frans Sartono

Jaran kepang atau kuda lumping serta reog ponorogo menjadi hiburan rakyat di Suriname. Tontonan dari Jawa itu dibawa para imigran Jawa 120 tahun lalu ke negeri yang terletak di Amerika Selatan itu. Katanya, rohnya dari Gunung Merapi.

Suatu sore pada akhir September lalu, warga Paramaribo, Suriname, berkerumun menonton jaran kepang. Saat itu tampil

kelompok jaran kepang

Trimo Budi Sangtoso. Pada spanduk kelompok itu terbaca tulisan ”Kabudajan Djowo Djaran Kepang” (kebudayaan Jawa jaran kepang).

Kelompok Trimo Budi Sangtoso didirikan pada tahun 1970 oleh Poidjojo (63), seorang warga Suriname keturunan Jawa. Orangtua Poidjojo yang bernama Kasiman adalah imigran asal Surakarta, Jawa Tengah, yang dikapalkan ke Suriname dengan kapal Simaloer tahun 1920-an.

”Niki budaya leluhur, ampun ngantos ical—ini budaya leluhur, jangan sampai hilang,” kata Poidjojo dalam bahasa Jawa.

Seperti pada jaran kepang di Jawa, pergelaran dimulai dengan gamelan bertalu-talu untuk memanggil penonton. Sebagai pembuka disuguhkan tembang-tembang. Salah satunya adalah tembang ”Cucak Rowo” versi penyanyi Didi Kempot. Asal tahu saja, Didi Kempot adalah ”superstar” di Suriname. Tembang itu dibawakan oleh ledhek, penembang dan penari bernama Tasminah (64), keturunan Jawa juga.

Dan saat yang ditunggu-tunggu penonton pun tiba, yaitu ketika para pemain kuda lumping kesurupan. Ada yang berpolah seperti macan. Mereka menggeram dan tangan mencakar-cakar tanah. Mereka menyambar seekor ayam dan melahapnya hidup-hidup. Pemain lain bertingkah seperti kera, melompat- lompat dan melahap pisang.

Poidjojo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com