Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentawai Kini Jadi Buah Bibir

Kompas.com - 30/10/2010, 06:39 WIB

Gangguan komunikasi ke Mentawai pascagempa Senin malam sempat terputus, dan tak ada respons telepon genggam yang dituju.

Selasa pagi pun, ketika ditanya kebenaran pada pihak-pihak yang berkompeten pun dalam penanganan bencana, masih belum ada kepastian tentang benar dan tidaknya terjadi tsunami.

Hari beranjak siang (Selasa), satu per satu informasi diperoleh media mulai mengejutkan, adanya korban jiwa dan rumah rusak serta air naik ke permukiman penduduk di Bulasat, Munte Baru dan Bosuwa Pagai Selatan, dan Silabu, Pagai Utara sekitar satu sampai tiga meter.

Perkembangan data korban tewas dan hilang terus bertambah, karena jaringan telekomunikasi melalui telepon seluler sudah bisa tersambung antara Padang dan Mentawai.

Jadi, Selasa siang baru diyakini bencana dengan gulungan gelombang yang menghapus rumah-rumah masyarakat yang menghadap ke laut lepas atau Samudera Hindia itu.

Korban Berjatuhan

Bencana tiba, memang tak satu pun manusia yang bisa memastikan kapan tanggal, hari, jam dan detiknya, hanya Sang Pencipta langit dan bumi.

Manusia, para ahli dan pakar, hanya bisa memprediksi, kemungkinan bencana gempa dan tsunami akan melanda. Prediksi gempa berkekuatan 8,9 SR yang akan terjadi di bawah laut bagian barat Mentawai sebelumnya telah diperkirakan tim ahli dari LIPI.

Bencana itu, ternyata menimpa saudara-saudara yang berada di Kepaluan Mentawai --luas wilayah sekitar 6.549 km per segi-- ujung barat wilayah NKRI.

Data sementara Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) Penanggulangan Bencana Sumbar mencatat sudah sebanyak 154 mayat korban gempa dan tsunami Mentawai ditemukan hingga Rabu siang sekitar pukul 14.00 WIB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com