Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan Tunggui Mayat, Anjing Ditembak

Kompas.com - 22/10/2010, 12:02 WIB

”Anjing itu hanya berjalan mundur, tapi malah mendekati jenazah korban,” kata Susanto.

Rencana A gagal, polisi lalu mulai memikirkan cara lain untuk mendekati anjing. Cara yang ditempuh adalah dengan memanggil pawang anjing.

Rencana B ini rupanya berhasil. Dengan sebilah bambu panjang, tiga orang pawang, dengan pakaian lengkap penjinak anjing, berhasil mengarahkan anjing itu untuk masuk ke kamar mandi.

Sesegera mungkin setelah anjing itu masuk, seorang pawang mengunci kamar mandi dari luar, hingga akhirnya proses evakuasi jenazah Jonathan berjalan mulus.

Takut rabies

Seusai proses evakuasi jenazah, masalah lain muncul, yaitu mau diapakan si anjing itu. Kartono mengaku pihaknya menyerahkan nasib anjing itu kepada Lilik. Kepada bibi Jonathan itu, Kartono memberi dua pilihan, dibawa pulang, atau dibunuh di tempat.

Opsi kedua ini, menurut Kartono, diberikan polisi mengingat kekhawatiran anjing bisa berbahaya bagi warga sekitar. ”Toh, kita tidak tahu riwayat anjing itu. Misalnya, bagaimana kalau dia kena rabies,” ujarnya.

Lilik, yang tak bersedia merawatnya, akhirnya menyetujui opsi kedua. Kartono dan sejumlah pejabat polisi pun sepakat untuk menembak mati anjing tersebut.

Di sebuah kamar kosong, anjing itu ditembak dua kali dengan senjata laras panjang SS1-V2 milik seorang personel Sabhara. ”Tembakan pertama, anjing itu sebenarnya sudah tersungkur, tapi masih bernapas. Dua menit kemudian, kita putuskan untuk beri tembakan kedua,” kata Kartono. Anjing yang nenek moyangnya berasal dari Jerman itu pun menyusul tuannya ke alam baka.

Kartono juga mengatakan, setelah dipastikan tewas, Lilik sempat meminta warga dan polisi untuk membantu menguburkan anjing itu di sepetak tanah kosong di belakang toko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com