Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimisme Genteng Rakyat

Kompas.com - 23/09/2010, 02:45 WIB

Pengalaman

Kiprah Nasan di industri genteng Purwakarta tak lepas dari pengalamannya. Sempat bekerja di perusahaan perkapalan di Jakarta pada 1974, ia lalu malang melintang di pabrik keramik modern berskala besar di Bogor dan Bekasi hingga 1989.

Ia sempat ditawari mengelola pabrik genteng skala besar di Purwakarta yang kondisinya kritis karena kondisi manajemennya kurang baik. Jumlah karyawan menyusut dari ratusan orang menjadi tujuh orang dan menanggung utang bank Rp 100 juta.

Tawaran itu menjadi tantangan baginya. Rupanya, resep bisnis yang dia jalankan manjur mengatasi persoalan pabrik. Utang bank terbayar kurang dari dua tahun, permintaan dan produksi meningkat, serta jumlah karyawan kembali ratusan orang.

Tahun 1997 ia membeli pabrik genteng. Bermodal Rp 25 juta hasil patungan dengan teman, ia membeli pabrik yang ditinggal pemiliknya di Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered.

”Dengan mengelola pabrik sendiri, saya ibarat berpindah dari ekor gajah ke kepala semut,” katanya.

Perlahan tetapi pasti, ”semut” itu berkembang. Pada 2008, saat sebagian pengusaha berinisiatif menutup usaha, ia justru membeli pabrik. Kini, kedua pabrik itu mempekerjakan sekitar 150 orang dengan kapasitas produksi ribuan genteng, keraton, dinding beton, dan roster per pekan.

Bersama Kantor Penelitian dan Pengembangan Keramik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, Nasan membagikan pengalaman dan pengetahuannya. Dia beberapa kali ”ditodong” untuk menebar ”virus optimisme” di kalangan pengusaha genteng rakyat, terutama di sentra Tegalwaru dan Plered, Purwakarta.

Bersama kantor itu, juga Kementerian Riset dan Teknologi, Nasan bekerja sama menyiasati krisis bahan bakar. Salah satu yang kini sedang diupayakan adalah pembuatan tungku berbahan bakar gas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com