MALANG, KOMPAS -
Korban meninggal adalah Nur Rochmah (60), warga Talangagung, dan M Achiyak (60), warga Jatirejoso, Kepanjen; serta Bunaji (45) dan Romilah (70), warga Desa Palakan, Ngajum.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang M Fauzi, didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Mulyatim Kuswo, Senin (6/9) di Malang, mengatakan, karena jumlah korban yang cukup banyak, pihaknya menetapkan kejadian luar biasa (KLB) muntah berak (muntaber). Penanganan KLB muntaber itu harus ekstra dan RSUD Kanjuruhan, Kepanjen siaga penuh.
”Setelah dinyatakan kejadian luar biasa, semua biaya perawatan kini dibiayai Pemkab Malang melalui APBD. Dilakukan pula penelitian kemungkinan penyebab lainnya,” kata Fauzi.
Untuk mengatasi dan meminimalkan jumlah korban jiwa, dinas kesehatan membuka posko kesehatan di Dusun Sukouwono, Desa Palakan, Ngajum.
Pada Senin kemarin, dinas kesehatan sudah mendapat hasil laboratorium. Kejadian itu karena infeksi amuba. Diare muncul karena problem sanitasi.
Muntaber itu diketahui setelah puluhan warga Jatirejoso dirawat intensif di RS Wava Husada, Kepanjen, mulai Senin (30/8). Semula dinas kesehatan mengira warga yang dirawat mengalami keracunan takjil. Namun, warga yang tidak memakan takjil itu juga ada yang mengalami gejala yang sama. Hari-hari berikutnya pasien ke RSUD Kanjuruhan cukup banyak.