Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Spa di Pohon Mangga!

Kompas.com - 02/08/2010, 16:04 WIB

”Kalau pohonnya berbuah, tamu boleh memetiknya,” ujar Director of Sales Kupu Kupu Barong Villas and Tree Spa Ketut Darmiyati.

Ketiga tempat spa ini mematok tarif spa mulai dari puluhan dollar hingga 1.000 dollar AS atau nyaris Rp 80 juta. Target pasarnya jelas: orang-orang kaya, terutama turis dari Jepang dan Eropa, yang dengan enteng menggelontorkan uang jutaan rupiah sekadar untuk pijat, lulur, dan berendam di air selama beberapa jam.

Etalase produk

Spa tampaknya sedang menjadi primadona baru yang mampu menyedot turis ke Bali. Operation Manager Kirana Spa Made Sumerjaya mengatakan, sebagian besar pelanggannya datang ke Bali dengan tujuan utama memanjakan tubuh dengan spa.

”Indikasinya, mereka memesan paket spa terlebih dahulu jauh sebelum mereka datang ke Bali. Sebagian langsung pulang setelah menikmati spa,” katanya.

Saat ini diperkirakan ada 800 tempat spa, termasuk yang melekat di hotel. Spa-spa yang berada di jaringan hotel internasional kebanyakan milik orang asing. Spa yang berdiri sendiri di luar hotel juga sebagian besar milik orang di luar Bali, seperti Jepang, Korea, Singapura, Malaysia, dan Jakarta.

Feny Sri Sulistiawati, pengurus Bali Spa and Wellnes—asosiasi yang membawahkan 107 tempat spa di Bali—mengatakan, spa bertumbuhan dengan cepat di Pulau Dewata itu karena pasarnya memang ada. Mereka antara lain para pelancong dari Jepang, Eropa, dan Rusia. Belakangan turis dari Jakarta, China, dan Korea menjadi pasar spa yang aduhai.

Awalnya, lanjut Feny, tempat-tempat spa itu sebatas mengenalkan pijatan dan olah tubuh tradisional Bali. Belakangan, mereka mengadopsi aneka layanan olah tubuh dari luar negeri. Seiring dengan itu, produk-produk spa dan kosmetik asing pun masuk dan digunakan industri spa mulai dari minyak, krim, boreh, hingga lulur.

Kini, tempat-tempat spa, terutama yang mewah dan milik orang asing, menjadi semacam etalase produk-produk kosmetik impor yang eksklusif. Ayana, misalnya, menggunakan produk La Mer (Bergia) dan Thermes Marins (Perancis), Kirana Spa menggunakan produk Shiseido (Jepang), sedangkan Kupu Kupu Barong memakai produk L’Occitane (Perancis).

Lalu, warga Bali sendiri dapat apa dari hiruk-pikuk industri spa itu? Ah, setidaknya, sebagian dapat kerjaan sebagai pemijat tamu atau yang mereka sebut terapis. Mereka harus berlaku sopan, banyak senyum, dan tidak lupa mengatakan, ”Maaf, apa pijatannya sudah pas?”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com