Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperkosa Tanpa Upah

Kompas.com - 25/03/2010, 03:43 WIB

Pendekatan kriminal

Menurut Amnesty, kebanyakan pendekatan Malaysia terhadap pekerja migran adalah mengkriminalkan mereka meski negara tidak bisa berjalan tanpa pekerja migran. Ada pekerja migran yang dibawa ke Malaysia oleh agen selalu menjadi korban penipuan soal upah, jenis pekerjaan, dan status legalnya.

Sejumlah pekerja juga mendapat ancaman serta kekerasan di tempat kerja. Tiga perempuan Myanmar, yang bekerja sebagai tukang jahit, mengisahkan bagaimana majikan mereka memanggil preman untuk mengintimidasi dan memaksa mereka agar mau bekerja hingga larut malam.

Sekitar dua juta pekerja asing bekerja di Malaysia secara legal dan diperkirakan satu juta orang lainnya bekerja secara ilegal. Kebanyakan mereka datang dari negeri miskin Indonesia, Banglades, India, Nepal, Myanmar, Filipina, dan Vietnam. Mereka umumnya mengisi pekerjaan yang dihindari orang-orang lokal.

Dalam laporannya, Amnesty mendesak Pemerintah Malaysia untuk meningkatkan inspeksi ke tempat kerja dan penuntutan terhadap pihak-pihak yang memperlakukan pekerja secara tidak manusiawi. ”Laporan ini mendokumentasikan luasnya eksploitasi di Malaysia. Terjadi di setiap sektor pekerjaan,” kata Michael Bochenek, Direktur Kebijakan Amnesty Internasional.

Bochenek melanjutkan, ”Tidak ada sistem yang efektif baik di inspeksi tempat kerja, juga tidak ada ganti rugi yang efektif bagi para pekerja yang ingin melaporkan keluhan pribadi.”

Bantah

Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia S Subramaniam membantah kalau pekerja asing mengalami diskriminasi. Dia mengatakan, mereka memiliki hak yang sama dengan pekerja lokal. Mereka dapat mengadukan perlakuan buruk ke Depnaker yang menyelesaikan hampir semua masalah dengan cepat.

”Sistem pengerahan tenaga kerja asing dibangun secara legal. Itu berlaku adil untuk semua orang,” katanya kepada Associated Press. ”Kami memberi perlindungan yang sama terhadap semua pekerja asing (sama seperti pekerja lokal). Kami juga tidak pernah melindungi majikan yang mengeksploitasi pekerja.”

Amnesty mengatakan, pihak berwajib di Malaysia sering kali secara sewenang-wenang menangkap pekerja ”asing dan miskin” itu dengan berbagai alasan tidak masuk akal, seperti alasan untuk memeriksa dokumen. Namun, alasan itu tidak lebih sebagai trik untuk mendapatkan uang dan peluang melakukan pemerasan. (AP/AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com