Kawasan yang dibuka menjadi jalan tersebut, ungkap Debby, sebelumnya adalah hutan lindung yang berganti status sebagai hutan produksi terbatas. Pembukaan jalan dilakukan Pemerintah Provinsi Jambi didasari kebutuhan masyarakat untuk memperoleh akses baru yang aman dari Kabupaten Kerinci menuju Kota Jambi.
Longsor
Selama ini, pada jalan yang telah ada terjadi longsor beberapa kali yang tak jarang menimbulkan korban jiwa.
Jalan yang dibangun dengan cara membelah perbukitan itu panjangnya sekitar 14 kilometer. Pembangunan jalan tersebut mendapat dukungan dari masyarakat. Namun, baru diketahui belakangan ini bahwa kawasan tersebut merupakan habitat harimau sumatera. "Ruang jelajahnya sudah berubah menjadi jalan yang dilewati kendaraan," ujar Debby.
Ia menambahkan, ancaman yang dialami dapat membuat keluarga harimau melukai manusia sebagai bentuk pertahanan diri. (ITA)