Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mampukah WiMAX Menjawab Impian?

Kompas.com - 05/03/2010, 05:35 WIB

Tertunda-tundanya penerapan WiMAX tampaknya juga merupakan reaksi dari Ditjen Postel dalam membuat aturan. Sepertinya pihak pemerintah itu tidak ingin menggunakan nama teknologinya, tetapi lebih menyebutnya dengan istilah Broadband Wireless Access (BWA) yang berbasis pada packet switched untuk spektrum 2,3 GHz.

Ini berarti membuka peluang bagi masuknya layanan selain WiMAX selama masih memiliki basis teknologi yang sama. ”Bisa saja, seperti LTE yang merupakan kelanjutan dari 2G, 3G seperti yang disebut dalam IMT 2000 Advance, di mana ITU sekarang juga sedang meramaikan itu, kan, ya,” kata Bambang Sumaryo, Sekjen Id-WiBB (Broadband Wireless Indonesia) pada kesempatan yang berbeda.

Meskipun sudah sejak dua tahun lalu WiMAX diperkenalkan, bahkan pada awalnya disebut WiMAX Indonesia, karena menggunakan frekuensi 2,3 GHz bukan 2,5 GHz, belum juga bisa digelar. Kemungkinan memang pemenang lelang kecewa karena dokumen yang ditawarkan pemerintah tidak sesuai dengan kenyataan.

”Dalam dokumen disebutkan IDN (industri dalam negeri) yang diwakili dua industri nasional, yaitu PT TRG dan PT Hariff, siap memproduksi perangkat yang sesuai. Namun, berdasarkan due diligence para operator dan hasil uji petik pihak Ristek yang menguji produk kedua pabrikan itu dianggap belum memenuhi syarat minimal untuk menggelar WiMAX secara komersial,” tutur Sumaryo.

Dalam uji coba yang dilakukan IM2 juga memperlihatkan kendala yang belum sesuai harapan. Perusahaan yang memenangkan satu blok (15 MHz) di zona Jabar (minus, Bogor, Depok, dan Bekasi) ini menilai masih ada kendala bagi pengguna individu atau rumahan untuk bisa mendapat akses ke BTS dengan baik harus mencari posisi yang tepat, menjadi sangat repot kalau harus memindah-mindahkan meja.

Pihak Postel berharap dengan alokasi frekuensi 2,3 GHz dan 3,3 GHz, diharapkan bisa mengejar teledensitas dalam waktu cepat. Namun, penggunaan frekuensi yang tidak lazim seperti yang disyaratkan dalam WiMAX Forum itu juga memunculkan berbagai kendala.

Dalam WiMAX Forum yang diadopsi negara-negara maju, frekuensi 2,5 GHz (atau 2,3 GHz di Indonesia) disyaratkan untuk WiMAX bergerak (bisa melakukan handover antarblok). Sementara di negeri ini lebih untuk penggunaan WiMAX tetap, menjadi sulit kalau suatu ketika roaming internasional mulai diberlakukan.

Lengkap sudah karut-marut WiMAX di Indonesia. Sepertinya pengguna internet tidak perlu berharap terlalu berlebihan jika masih tetap kusut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com