Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Noordin M Top Minta Rp 100 Juta kepada Jibril

Kompas.com - 23/02/2010, 14:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gembong teroris asal Malaysia, Noordin M Top, pernah meminta bantuan uang senilai Rp 100 juta kepada muridnya, Muhammad Jibril, yang kini menjadi terdakwa dugaan tindak pidana terorisme. Informasi itu diketahui dalam pembacaan dakwaan jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (23/2/2010).

Permintaan Noordin diketahui dari curhat Jibril kepada adiknya, Ahmad Isrofil Mardhotillah, lewat e-mail. Surat elektronik itu ditulis setelah Jibril bertemu Noordin bersama kurirnya Saefudin Zuhri di Bintaro. "Banyak tugas berat. Ustad N perlu uang 100 juta. Doakan aku bisa dapat. Kasihan dia orang," demikian tulis Jibril dalam e-mail-nya.

Sebelumnya Noordin bersama Saefudin Zuhri yang diantar Amir Abdillah menemui Jibril dekat kantor Ar Rahmah Media Groups di Jalan River Park II Graha 5 Nomor 4 Sektor VIII Bintaro Jaya. Hasil perbincangan di mobil, Jibril menceritakan bahwa Saefudin akan bersamanya pergi ke Mekkah mencari dana. "Tapi kurirnya yang akan pergi ke sana dengan aku," katanya.

Keberangkatan Jibril dan Zuhri untuk mendatangi lumbung mujahid (pejuang Islam) di Mekkah. Maksudnya tidak lain mencari donatur untuk biaya operasional aksi jihad dan mencari informasi lainnya. "Mau cari-cari orang-orang Arab. Dana buat i'lam dan banyak lagi. Buat amali (operasional aksi)," katanya.

Di akhir suratnya, Jibril mengatakan bahwa amaliah atau operasional aksi yang akan dilakukan jaringan Noordin M Top rencananya lebih besar dari tragedi peledakan pesawat ke menara kembar World Trade Center, pada 11 September 2001. Ia juga meminta Isrofil menjaga rahasia ini. "Terbesar setelah WTC. Rahasia oke..." tutupnya dalam surat itu.

Dari isi e-mail tersebut, jaksa penuntut umum menyimpulkan bahwa keberangkatan keduanya selain umrah juga untuk menemui Ubaid di Mekkah. "Dalam rangka mencari dana untuk kegiatan i'lam dan amali," ujar jaksa lainnya, Laksmi, dan melanjutkan, "Yang mana kegiatan i'lam dan amali tersebut lebih besar dari WTC."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com