JAKARTA, KOMPAS.com — Gembong teroris asal Malaysia, Noordin M Top, pernah meminta bantuan uang senilai Rp 100 juta kepada muridnya, Muhammad Jibril, yang kini menjadi terdakwa dugaan tindak pidana terorisme. Informasi itu diketahui dalam pembacaan dakwaan jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (23/2/2010).
Permintaan Noordin diketahui dari curhat Jibril kepada adiknya, Ahmad Isrofil Mardhotillah, lewat e-mail. Surat elektronik itu ditulis setelah Jibril bertemu Noordin bersama kurirnya Saefudin Zuhri di Bintaro. "Banyak tugas berat. Ustad N perlu uang 100 juta. Doakan aku bisa dapat. Kasihan dia orang," demikian tulis Jibril dalam e-mail-nya.
Sebelumnya Noordin bersama Saefudin Zuhri yang diantar Amir Abdillah menemui Jibril dekat kantor Ar Rahmah Media Groups di Jalan River Park II Graha 5 Nomor 4 Sektor VIII Bintaro Jaya. Hasil perbincangan di mobil, Jibril menceritakan bahwa Saefudin akan bersamanya pergi ke Mekkah mencari dana. "Tapi kurirnya yang akan pergi ke sana dengan aku," katanya.
Keberangkatan Jibril dan Zuhri untuk mendatangi lumbung mujahid (pejuang Islam) di Mekkah. Maksudnya tidak lain mencari donatur untuk biaya operasional aksi jihad dan mencari informasi lainnya. "Mau cari-cari orang-orang Arab. Dana buat i'lam dan banyak lagi. Buat amali (operasional aksi)," katanya.
Di akhir suratnya, Jibril mengatakan bahwa amaliah atau operasional aksi yang akan dilakukan jaringan Noordin M Top rencananya lebih besar dari tragedi peledakan pesawat ke menara kembar World Trade Center, pada 11 September 2001. Ia juga meminta Isrofil menjaga rahasia ini. "Terbesar setelah WTC. Rahasia oke..." tutupnya dalam surat itu.
Dari isi e-mail tersebut, jaksa penuntut umum menyimpulkan bahwa keberangkatan keduanya selain umrah juga untuk menemui Ubaid di Mekkah. "Dalam rangka mencari dana untuk kegiatan i'lam dan amali," ujar jaksa lainnya, Laksmi, dan melanjutkan, "Yang mana kegiatan i'lam dan amali tersebut lebih besar dari WTC."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.