Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Hari Wafatnya Gus Dur Ada Dua Versi

Kompas.com - 03/01/2010, 14:32 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Peringatan tujuh hari wafatnya Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, digelar dalam dua versi berbeda.

"Versi Jakarta peringatan tujuh harinya digelar pada Selasa (5/1) malam, sementara versi Jombang pada Rabu (6/1) malam," kata keponakan Gus Dur, Saifullah Yusuf, di Surabaya, Minggu (3/1/2010).

Menurut dia, itu sudah disepakati oleh pihak keluarga, baik yang ada di Ciganjur, Jakarta, maupun di Tebuireng, Jombang.

"Khusus untuk di Jombang, nanti saya dan Pak Gubernur (Soekarwo) akan datang dalam acara tahlilan tujuh hari Gus Dur di Tebuireng," kata Wakil Gubernur Jatim itu.

Mengenai banyaknya peziarah yang sampai membawa tanah uruk makam Gus Dur, dia menganggap sebagai hal yang wajar dan tidak perlu ada larangan.

"Menurut pandangan saya, itu bukan perbuatan syirik. Wajar, masyarakat bersikap seperti itu untuk mencari berkah. Tidak perlu dilarang," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul itu.

Dia mengatakan, sikap masyarakat seperti itu lazim dilakukan warga "nahdliyin" yang menganggap sesuatu yang melekat pada diri seorang wali atau ulama besar bisa mendatangkan berkah.

Apalagi, lanjut Gus Ipul, semasa hidupnya Gus Dur sering kali melakukan ziarah ke makam para wali, baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.

Bahkan, sebelumnya jenazah Gus Dur sempat akan dikebumikan di Makam Auliya’, Dusun Tambak, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jatim, dan Ciganjur, Jakarta. Namun, akhirnya keluarga memutuskan pemakaman mantan Ketua PBNU itu di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Kamis (31/12/2009).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com