Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kehidupan di Puing

Kompas.com - 08/10/2009, 10:28 WIB

Aplikasi ”life detector”

Sistem deteksi radar ini digunakan pada operasi pencarian korban yang masih hidup, tidak hanya yang dilanda gempa bumi dan tanah longsor, tetapi juga investigasi tindak kriminal di konstruksi bawah tanah.

Sistem deteksi ini memadukan teknologi radar pada kanal gelombang ultralebar dan teknologi biomedicine. Dengan penetrasi yang kuat, alat ini mampu melacak karakter kehidupan, seperti napas dan gerakan tubuh, secara tepat mengetahui jarak dan kedalaman jasad hidup yang terkubur, serta memiliki kemampuan tinggi untuk mengatasi interferensi atau gangguan sinyal.

Dibandingkan dengan teknologi deteksi menggunakan frekuensi audio atau inframerah optis, alat ini tidak terpengaruh oleh interferensi suhu lingkungan, obyek panas, dan suara.

Radar pendeteksi kehidupan telah dikembangkan untuk mendeteksi posisi korban hidup secara cepat dan tanpa dibatasi kondisi geografi, seperti reruntuhan, asap, dan daerah pertambangan yang kolaps serta kondisi korban, seperti terluka atau pingsan.

Sistem detektor ini terdiri dari bagian utama dan tampilan layar sistem pengontrol. Bagian utama sistem radar terdiri dari antena, pemancar, penerima sinyal, pengatur awal dan pengontrol sinyal, serta sistem daya. Pada dasarnya bagian ini menangani gelombang elektromagnetik dan komunikasi data. Adapun sistem pengontrol mengaktifkan konsol remote tanpa kabel dan bagian utama radar dengan menampilkan hasil deteksi radar.

Dijelaskan Emi, dalam pengoperasiannya, alat ini harus dibebaskan dari keberadaan manusia pada radius 30 kaki atau 9 meter. Adapun kedalaman lokasi yang dapat terpantau berkisar 3 meter hingga 6 meter.

Alat berukuran 60 x 40 sentimeter dan setinggi 20 sentimeter ini mampu memantau korban berdasarkan gerakan tubuh dan detak jantung hingga kedalaman 6 meter. Adapun napas terpantau hingga kedalaman 3 meter.

Lama gelombang untuk merambat hingga mencapai obyek tergantung dari kekerasan media yang menutupi. Untuk media beton, maksimum waktu yang diperlukan 120 detik. ”Bila dalam 120 detik layar monitor pada alat seukuran PDA atau telepon seluler yang dipegang operator tidak menunjukkan hasil, itu artinya obyek tidak terdeteksi atau terjangkau alat ini,” jelasnya.

Saat ini alat tersebut dikembangkan oleh beberapa negara, bukan hanya negara maju, melainkan juga negara berkembang. Selain Meksiko, di pasaran juga ditemukan life detector buatan China dan Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com