Namun, menurut Dwi, pemeliharaan penyu di kolam pembesaran justru tidak baik bagi daya tahan hidup penyu saat dilepas ke habitat aslinya.
Pasalnya, penyu yang dibesarkan di kolam tidak lagi memiliki kemampuan berenang yang cepat untuk menghindari predator di laut. Selain itu, penyu menjadi bergantung pada manusia yang memberi pakan.
”Kami punya pengalaman di Alas Purwo (Jawa Timur) dengan memelihara penyu selama satu tahun baru dilepas dengan harapan bisa lebih bertahan dari predator. Namun, yang terjadi justru penyu yang dilepas ke laut selalu mendatangi kapal nelayan karena dikira mereka mau memberi pakan,” katanya.
Sekretaris Desa Temajuk Asman, seperti dimuat sebelumnya di harian ini (Minggu, 2/8), mengatakan, perburuan telur penyu lumrah bagi sebagian warga untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Mereka melakukan perburuan saat melintasi tepi pantai yang menjadi jalur transportasi darat satu-satunya.
”Selama akses jalan darat belum dibangun dan warga masih lewat tepi pantai besar kemungkinan bagi mereka mengambil telur penyu,” katanya.
Telur penyu kadang-kadang didapatkan dengan membunuh langsung induknya dan mengambil telur dari rahim induknya. Dalam perjalanan di kawasan itu World Wildlife Fund bersama