Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Perempuan? Mereka Mengaku Terpojok

Kompas.com - 18/04/2009, 08:44 WIB

"Mi, kok tanggal lahir saya beda dan umur saya jadi lebih tua? Mami bilang kamu bawa saja KTP ini, siapa tahu nanti ada keperluan," kata Yun dengan polosnya seraya menambahkan KTP tersebut dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Jakarta Timur.

Dijemput di Bandara

Setelah semua keperluan mereka lengkap mulai dari KTP, pakaian, alat make up dan tiket pesawat jurusan Jakarta - Pangkalpinang, mreka pun terbang ke Pangkalpinang. Sesampainya di Bandara Depati Amir, Mami telah menghubungi Ris yang bekerja sebagai koodinator pub di hotel M.

"Kata Mami, nanti di Pangkalpinang sudah ada yang jemput. Jadi tidak usah takut," ujar Rur.

Sesampainya di bandara, memang benar sudah ada yang menjemput. Namun, awalnya Rur agak ragu juga. Karena Rur tidak kenal dengan orang yang menjemputnya dan kemudian membawanya ke hotel M.

"Saya di Pangkalpinang baru sehari, kemudian ditangkap polisi waktu lagi di kamar hotel disuruh melayani tamu," kata Rur lugu.

Bagaimana cara ia melayani tamu pun diakuinya tidak mengerti. Malam sial bagi Rur itu diakuinya disuruh mami Ris untuk masuk ke kamar hotel. Tiba-tiba di dalam kamar ia diminta untuk melayani tamu laki-laki tersebut. "Pertama saya menolak. Tapi karena dipaksa jadi saya lakuin aja, lagi pula kan dapat duit," kisah Rur.

Setelah ditangkap polisi ini dia mengaku menyesal. Orang tuanya pun tidak tahu kerja yang dilakoninya. Mereka hanya memikirkan bagaimana melunasi utang. Siapa nanti yang membiayai keluarga dan pekerjaan yang akan mereka lakukan setelah mereka dipulangkan ke daerah asalnya.

Sejumlah pertanyaan itupun dilontarkan mereka kepada Bangka Pos Group di hadapan Ketua LSM P2H2P Zubaidah. Memang mudah untuk dijawab, namun sulit untuk melakukannya. Demikian dikatakan Dew yang umurnya sudah lebih dewasa dari Rur dan Yun.

"Maunya sih pulang kampung. Tapi kalau pulang nggak bawa uang, saya malu juga. Bagaimana nanti dengan orang-orang di kampung," kata Yun.

Sementara Dew bertekad akan pulang kalau utangnya ke Mami sudah lunas. Dew merasa tidak enak kalau pulang ke Bandung masih dibebani utang. Dew mengaku temannya baru saja membuka usaha di Bandung sudah mengajaknya untuk pulang dan menawarkan pekerjaan padanya.

"Teman saya juga sudah mengajak saya pulang. Bahkan ia mengajak saya kerja. Tapi, siapa yang akan membayar utang saya," ujar Dew. Besarnya keinginan mereka untuk pulang sangat tinggi, namun jeratan utang seolah-olah mengalahkan keinginan mereka untuk pergi. Utang itulah membuat mereka tetap bekerja di Hotel M walau dengan menjual diri. Rur (15) dan Yun (14) dijaring Polresta Pangkalpinang bersama 17 wanita lainnya di Hotel M Jalan Koba Pangkalpinang. (Hendra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com