Akibatnya, Jakarta kacau. Lalu lintas perjalanan kereta rel listrik (KRL) dari Tangerang, Bekasi, dan Bogor menuju Jakarta juga terganggu. ”Perjalanan KRL memang sempat terhenti sejak pukul 11.40. Pada pukul 13.30 KRL baru bisa kembali beroperasi. Namun, karena penurunan suplai listrik dari PLN, hanya bisa dioperasikan satu kereta. Padahal, normalnya biasanya lima rangkaian kereta,” kata Corporate Secretary PT Kereta Api Komuter Jabodetabek Makmur Syaheran.
Sementara itu, lampu lalu lintas di lima kota di Jakarta juga sebagian besar padam karena ketiadaan aliran listrik.
Menurut data area traffic control system (ATCS) Polda Metro Jaya, beberapa lampu lalu lintas yang padam di Jakarta Pusat adalah di Karet Bivak, Medan Merdeka Utara-Veteran, dan Megaria. Juga di Jalan Pemuda, Jakarta Timur; di Jembatan Tiga-Bandengan serta di Jembatan Dua-Kalijodo, Jakarta Barat.
Sebagian perumahan dan perkantoran di Jakarta dan Tangerang juga tidak mendapatkan pasokan listrik selama lebih dari tiga jam. Sekolah dan tempat kursus yang biasanya menggunakan AC dan penerangan listrik menjadi gelap dan terasa panas. Para siswa memilih berhenti belajar dan meninggalkan kelas.
Suasana seperti itu juga terlihat di Scholar Centre, lembaga kurus bahasa, dan beberapa sekolah di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Shada, salah seorang guru di Scholar Centre, menawarkan jam pengganti waktu belajar yang hilang akibat listrik padam pada hari-hari berikutnya.