Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetesan Keringat dalam Pidato Presiden

Kompas.com - 22/08/2008, 12:23 WIB

JAKARTA, JUMAT — Banyak makna bisa disematkan untuk setiap keringat yang menetes atau membasahi dahi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi tiga makna untuk tetes keringat yang keluar dalam dua kali kesempatan membacakan pidato kenegaraan di depan sidang paripurna DPR dan DPD berturut-turut.

Dalam sidang paripurna di DPR yang digelar pada 15 Agustus 2008, Presiden Yudhoyono secara demonstratif menunjukkan tetesan keringat dan menyekanya dengan sapu tangan di saku celananya. Saat itu, keringat menetes menjelang akhir pidato di mana disampaikan sejumlah capaian dan kebisaannya sebagai Presiden sejak empat tahun terakhir.

Makna atas keringatnya ketika itu seperti diujarkannya adalah kerja keras. Kerja keras dengan keringat yang menetes telah membuahkan hasil capaian yang dipaparkannya, dan disambut para pendukungnya dari Partai Demokrat. "Kalau Presiden berkeringat kan artinya kerja keras," ujar Presiden sambil tersenyum mengusap dahinya yang makin halus.

Upaya demonstratif menunjukkan keringat kembali ditunjukkan Presiden Yudhoyono saat membacakan pidato di depan sidang paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jakarta, Jumat (22/8) siang tadi.

Untuk keringat yang menetes kali ini, Presiden Yudhoyono sambil bergurau memaknainya menjadi dua hal. Pertama, keringat menetes karena ruang rapat panas lantaran DPD mengikuti anjuran untuk berhemat energi. "Seperti telah dilakukan di Istana Kepresidenan yang agak panas karena sedang berhemat," ujar Presiden.

Makna kedua dari keringat yang menetes adalah ungkapan semangat. Lantaran bersemangat, membacakan pidato panjang berpuluh-puluh halaman keringat mengucur.

Upaya demonstratif Presiden Yudhoyono dengan keringatnya kembali memancing tawa dan sedikit mencairkan ketegangan dan kejenuhan mendengar paparan pidato. Untuk keringat yang menetes, Presiden Yudhoyono tampaknya juga sudah memperhitungkan.

Pidato kenegaraan di dua kesempatan itu telah menyita perhatiannya untuk membuat serangkaian persiapan hingga harus bergadang beberapa malam. Sebuah ruangan di Lantai 6 Wisma Negara, Jakarta, menjadi tempat persiapan itu.

Dengan banyak dan lamanya waktu persiapan, dapat dipastikan keringat yang menetes di Gedung DPR dan DPD bukan keringat karena grogi. Lagi pula untuk apa grogi? Bukankah semua anggota DPR dan DPD adalah teman sendiri lantaran hampir semua dari mereka terwakili di Koalisi Pelangi Kabinet?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com