Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medco Group Ekspansi Ke Etanol

Kompas.com - 21/01/2008, 19:26 WIB

SURABAYA, SENIN - Turunnya produksi minyak bumi di dalam negeri menyusul menipisnya cadangan minyak di perut bumi mendorong Medco Group melakukan ekspansi ke sumber energi alternatif terbarukan etanol. Kawasan Indonesia Timur tepatnya Provinsi Papua merupakan daerah potensial yang mereka incar.

Pemilik Medco group Arifin Panigoro, Senin (21/1) di Surabaya mengatakan induk perusahaan yang akan menangani adalah PT Medco Energi Internasional karena mereka telah memiliki kerjasama dengan PT Petrogas Brazil semacam perusahaan Pertamina milik pemerintah Brazil.

Nilai investasinya sekitar 350 juta dollar AS. Dana itu tidak hanya digunakan untuk membangun pabrik etanol akan tetapi juga untuk membuka lahan tebu guna memasok kebutuhan pabrik.

Etanol paling bagus menurutnya berasal dari tebu. Akan tetapi pasokan tebu di Indonesia masih sangat terbatas. Pasokan tebu paling besar terdapat di Jawa Timur. Akan tetapi jumlahnya hanya cukup untuk produksi gula.

Disisi lain, ribuan hektar tanah di wilayah Indonesia Timur belum banyak dimanfaatkan untuk kegiatan produktif. Diakui memang, infrastruktur yang minim seperti akses transportasi dan belum tersedianya pelabuhan internasional menjadi kendala.

Namun, hal itu bukan berarti tidak bisa di atasi. Salah satunya dengan memanfaatkan pelabuhan di Surabaya sebagai pintu gerbang lalu lintas dari dan menuju ke kawasan Indonesia Timur.

Berdasarkan penelitian beberapa ahli, Papua tepatnya Merauke sangat cocok untuk pengembangan tanaman tebu. Bahkan konon, tanaman tebu yang ada di Jawa itu juga awalnya berasal dari sana. Target produksinya sekitar 12.000 barrel per hari.

Selain di Papua, Medco sudah lebih dulu mengembangkan etanol berbahan baku tebu ini di Lampung dengan produksi rata-rata 1.200 barrel per hari. Baik tanaman tebu yang di Lampung maupun di Papua, diprediksi bisa dipanen satu tahun lagi. Itu artinya, pabrik etanol Medco akan segera beroperasi.

Terkait pengembangan etanol ini, Arifin berharap pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang bersifat mendukung produksi etanol bisa digunakan di dalam negeri. Selama ini produksi etanol masih untuk konsumsi ekspor.

Etanol tidak hanya bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan, akan tetapi sumbernya juga banyak ditemukan di Indonesia. Selain itu secara ekonomis, harganya pun relatif lebih murah dibanding minyak bumi.

Sebagai gambaran, saat ini harga etanol di pasar internasional berada di kisaran Rp 65 dollar Amerika Serikat (AS) per barrel sedangkan minyak bumi harganya hampir mencapai 100 dollar AS per barrel.

Untuk mendapatkan etanol pemerintah tidak perlu melakukan impor sehingga bisa menghemat cadangan devisa negara. Sementara itu, apabila masih menggunakan bahan bakar minyak bumi, pemerintah masih harus mengeluarkan biaya tambahan untuk ongkos angkut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com