Selain banyak bicara tentang Thukul, Soeharto, Orba dan berbagai hal menyangkut demokratisasi, Sipon juga berkisah tentang anak-anaknya. Termasuk, rencananya
membayar biaya kos si sulung Wani yang harus dibayar Jumat (18/1) kemarin.
"Jam empat sore nanti saya dan Wani akan ke Jogja naik Kereta Api Prameks. Saya mau bayar kos Wani di dekat kampusnya di daerah Mrican. Biaya kos Wani setahun Rp 1,8 juta," paparnya.
Uang Rp 1,8 juta bagi Sipon tidak sedikit. Sebab, setelah para pelanggannya di Pasar Klewer tak mau lagi membeli pakaian hasil konfeksinya, Sipon harus mencari berbagai acara untuk menyambung hidup. Antara lain, menawarkan hasil konfeksinya door to door, termasuk ke sekolah-sekolah.
"Saya sering cari utangan ke ‘bank plecit’ (rentenir yang setiap hari atau setiap beberapa hari datang ke rumah ‘nasabah’ dengan bunga relatif tinggi, red). Mau apalagi, lha wong memang terpaksa karena nggak punya uang,” pungkas Sipon, kemudian tertawa seolah tanpa beban….
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.