Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bunuh Diri, Polda Jateng Intensifkan Tes Psikologi

Kompas.com - 18/01/2013, 19:05 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Djihartono mengatakan, pihaknya akan mengintensifkan tes psikologi secara berkala bagi anggotanya. Pemeriksaan akan dilakukan setiap tiga atau enam bulan sekali. Sebab kondisi kejiwaan seseorang setiap saat memang bisa berubah.

Hal ini menyusul adanya insiden bunuh diri yang dilakukan Aiptu Joko Subandi (48), seorang anggota Satuan Dalmas Polres Kota Magelang, Jawa Tengah dengan menembakkan pistol ke lehernya sendiri hingga menembus kepala. Peristiwa terjadi di rumah Alm Marto Prayitno Dusun Jurip Desa Ngasem Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang pada Kamis (17/1/2013) sekitar pukul 18.00 WIB. Diduga anggota polisi ini mengalami depresi.

"Polda akan turun ke wilayah-wilayah, khususnya untuk anggota yang pegang senjata. Kami lebih intensifkan agar anggota tidak salah dalam menggunakan senjata api," ungkapnya, Jumat (18/1/2013).

Selain itu, pengawasan terhadap penggunaan senjata api juga diperketat. Ia akan meminta para pimpinan untuk mengumpulkan anggota terutama yang bersenjata.

"Secara berkala akan dilakukan cek fisik, jumlah peluru serta surat senjata api. Ini sebenarnya sudah diprogramkan, tapi akan lebih diintensifkan lagi," tandasnya.

Terkait latarbelakang insiden bunuh diri tersebut, ia mengatakan dari laporan yang masuk karena masalah keluarga. Ia menambahkan akan melakukan evaluasi terutama terkait komunikasi dengan anggota.

"Kita lakukan pendekatan, agar jika ada masalah, para anggota bisa berkomunikasi dengan pimpinannya, sehingga kejadian ini tidak terulang lagi," tambahnya.

Sementara itu, Koordinator Indonesia Police Watch (IPW) Jateng, Untung Budiarso mengatakan, peristiwa ini harus menjadi perhatian serius pimpinan Polri. Secara periodik, polisi juga harus mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk tes psikologi untuk mengetahui kestabilan mentalnya.

"Polisi harus memiliki mental yang tangguh dalam menjalankan tugasnya, selain itu juga bisa bekerja di bawah tekanan sehingga perlu ada penghargaan memadai bagi polisi berprestasi, sebaliknya ada sanksi tegas bagi polisi nakal," tuturnya.

Peran pimpinan, ungkapnya, juga sangat menentukan dalam turut serta mengatasi masalah yang dihadapi anggotanya. Pimpinan harus memberi ruang dan waktu untuk berdialog serta saling bertukar pikiran.

"Sehingga akan bisa terdeteksi jika ada anggota yang mengalami masalah baik dalam menjalankan tugas atau masalah lain, hal ini sangat penting agar peristiwa serupa tidak terulang," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com