Petugas Imigrasi Bali Belum Terbukti Memeras Aktor Hollywood

DENPASAR, KOMPAS.com - Pemeriksaan RE (28), seorang petugas imigrasi bandara Ngurah Rai Bali yang dituduh memeras aktor Hollywood Taylor Kitsch, masih berlangsung. Dari hasil pemeriksaan sementara, tidak ada unsur pemerasan saat RE mewawancarai Kitsch.

"Sebenarnya, RE sama sekali tidak mengambil. Bahkan iPhone itu disentuh pun tidak. Sementara ini masih didalami," ujar Kepala Divisi Imigrasi Kanwil KemenkumHAM Bali, Ida Bagus Komang Adnyana, kepada wartawan, Rabu (07/03/2012).

Adnyana menduga ada kesalahpahaman antara RE dengan Kitsch saat wawancara berlangsung. Dalam acara talk show di sebuah siaran televisi AS, Kitsch berceloteh bahwa iPhone nya diminta oleh petugas imigrasi. Sementara menurut keterangan RE ia hanya memuji iPhone tersebut dengan kalimat "canggih juga punya kamu".

Adnyana menduga Kitsch tersinggung dengan ucapan RE dan menyangka RE akan meminta iPhone miliknya. Kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi petugas pemeriksa imigrasi untuk tidak mengucapkan kata-kata yang tidak perlu selama bertugas.

"Kami harap untuk berikutnya jangan sampai petugas mengucapkan hal-hal yang tidak perlu diucapkan. Mengeluarkan kata-kata tidak terpuji saja bisa dikenakan sanksi," jelas Adnyana.

Seperti diberitakan, aktor Hollywood Taylor Kitsch mengaku diperas oleh petugas imigrasi Filipina dalam sebuah talk show siaran televisi AS. Namun, Filipina protes terhadap pernyataan Kitsch karena pemerasan tersebut tidak terjadi di Filipina melainkan di Indonesia.

Setelah ditelusuri, dugaan pemerasan tersebut terjadi di Bali saat Kitsch akan berangkat syuting sebuah film berjudul "The Savage di Nusa Tenggara Timur". Saat menjalani pemeriksaan di imigrasi Ngurah Rai, passpor Kitsch telah penuh dan tak ada tempat lagi bagi petugas imigrasi Ngurah Rai memberi stempel.

Sesuai aturan yang berlaku, jika paspor telah penuh, maka harus diganti di negara asalnya. Petugas Imigrasi Ngurah Rai berisinial RE kemudian melaksanakan prosedur dengan melakukan interview terhadap Kitsch yang akhirnya menimbulkan masalah dugaan pemerasan.