Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombak Besar Hambat Nelayan Tradisional

Kompas.com - 17/10/2011, 21:47 WIB
Siwi Nurbiajanti

Penulis

SLAWI, KOMPAS.com — Angin kencang dan ombak besar, yang kembali terjadi dalam dua hari ini di Laut Jawa, membuat nelayan tradisional di Kabupaten Tegal dan Kota Tegal, Jawa Tengah, kesulitan melaut.

Angin kencang menyulitkan nelayan menebar jaring sehingga tangkapan yang diperoleh sangat sedikit.

Nelayan yang mengalami kesulitan di antaranya nelayan Desa Munjungagung, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, dan nelayan tradisional di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.

Kondisi ini membuat sebagian besar nelayan tradisional di kedua wilayah di Jateng itu memilih tidak melaut, Senin (17/10/2011). Mereka memilih memperbaiki jaring dan mesin perahu atau duduk-duduk mengobrol di kawasan pantai.

Bendahara Kelompok Usaha Bersama Teri Nasi Desa Munjungagung, Ranito (34), mengatakan, dalam  dua hari terakhir ini ketinggian ombak di laut mencapai satu meter hingga dua meter sehingga membahayakan aktivitas perahu kecil. Kondisi itu diperparah dengan angin kencang yang berembus sepanjang hari.

Angin kencang, dia melanjutkan, menyulitkan nelayan melaut dan menebar jala. Akibatnya, tangkapan sangat sedikit dan hanya pas untuk menutup biaya perbekalan. "Sekarang modal Rp 150.000, sedangkan tangkapan hanya sekitar Rp 200.000. Padahal, jumlah ABK 7-10 orang," ujarnya.

Oleh karena itu, untuk menghindari kerugian, para nelayan memilih tidak melaut untuk sementara waktu. Dari 120 perahu nelayan di wilayah tersebut, hanya sekitar 20 perahu yang dijalankan pemiliknya.

Rusban (40), nelayan tradisional di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, juga mengaku sudah dua hari tidak melaut. Ia memilih memperbaiki mesin perahu untuk mengisi waktu luang.

Menurut dia, saat ini sebagian besar nelayan di wilayahnya juga tidak melaut. Ombak besar dan angin kencang menyulitkan mereka dalam menebar jaring. Dari sekitar 116 perahu di wilayahnya, kurang dari 10 perahu yang beroperasi pada Senin kemarin.

Sugiyono (40), nelayan tradisional lain di Kelurahan Muarareja, juga memilih tidak melaut dalam dua hari terakhir karena tangkapan tidak memadai. Saat ini, agar tetap bisa mendapatkan penghasilan, sebagian nelayan memilih mencari ikan di pinggiran dengan menggunakan jaring kecil atau memancing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com