Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Perupa Jepang Gelar Tokyo Kelinci

Kompas.com - 27/03/2011, 14:03 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Lima perupa perempuan dari Jepang menggelar pameran seni rupa bertajuk "Tokyo Kelinci" selama sepekan di Bentara Budaya Yogyakarta untuk menyemarakkan tahun kelinci.

"Kelima perupa perempuan itu adalah Mami Kato, Rie Kasahara, Junko Hayakawa, Seiko Kajiura, dan Noriko Kose," kata kurator pameran "Tokyo Kelinci", Sutanto Mendut, Minggu (27/3/2011) di Yogyakarta.

Pameran yang menampilkan puluhan karya seni rupa baik lukisan cat minyak, sketsa, patung perunggu, maupun cetak grafis itu perwujudan seni kelima perupa perempuan yang telah lama tinggal di Yogyakarta.

Kelima perupa perempuan itu lahir di sekitar Tokyo, Jepang, yang sedikit banyak mempunyai ikatan baik budaya maupun hati dengan Jawa dalam kehidupan mereka.

"Selama ini, mereka mengaku mencintai budaya Indonesia, khususnya budaya Jawa. Beberapa di antara mereka telah lama, bahkan puluhan tahun, berdomisili di Yogyakarta," katanya.

Ia mengatakan, pameran yang digelar pada tahun kelinci itu akan berlangsung hingga 1 April 2011. Pameran kolaborasi itu diharapkan dapat dinikmati kalangan pencinta seni rupa di Yogyakarta dan sekitarnya.

Mami Kato mengatakan, 2011 adalah tahun kelinci dalam kalender tradisi Jepang yang berdasarkan lunar. Karena itu, dirinya bersama empat seniman lain ingin membuat sebuah pameran bersuasana Tokyo di Yogyakarta.

"Saya berharap pameran yang menampilkan karya seni rupa kolaborasi lima seniman perempuan Jepang itu bisa dinikmati banyak orang dan menjadi wawasan baru," katanya.

Rie Kasahara mengatakan, karya-karyanya yang ditampilkan dalam pameran Tokyo Kelinci itu terinspirasi oleh kejadian bulan purnama.

Pada saat bulan purnama, menurut dia, ada mitos yang menggambarkan seekor kelinci sedang membuat kue mochi. Selain itu, bulan purnama yang berbentuk lingkaran juga menggambarkan siklus dalam kehidupan.

"Sejarah dan hal-hal yang sama akan terjadi pada masa yang akan datang. Lingkaran atau spiral dalam konteks itu mewakili realita kejadian masa lalu dan masa yang akan datang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com