Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terumbu Karang Pangandaran Rusak

Kompas.com - 22/10/2009, 20:06 WIB

 

CIAMIS, KOMPAS.com- Nelayan di wilayah Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, mengeluh sulit mendapat anak buah kapal. Pascatsunami, sebagian dari anak buah kapal telah beralih menjadi juragan karena mendapat kapal bantuan pemerintah. Sulitnya mencari anak buah kapal ini juga dipengaruhi semakin merosotnya pendapatan nelayan di wilayah Pantai Pangandaran.  

Nelayan Pantai Pangandaran, Misman, mengaku terpaksa menjual empat dari lima unit alat tangkap yang dimilikinya karena kekurangan anak buah kapal. Dulu, Misman bisa memiliki hingga enam anak buah kapal. Setelah bencana tsunami melanda Pantai Pangandaran pada tahun 2006, jumlah anak buah kapal merosot tajam. "Daripada alat nganggur akhirnya dijual," tambahnya, Kamis (22/10).  

Misman pun kini hanya melaut seorang diri. Nelayan lainnya, Tata, juga memilih melaut seorang diri karena semakin merosotnya hasil tangkapan ikan. Saat ini, terumbu karang yang menjadi rumah ikan di perairan Pantai Pangandaran dalam keadaan rusak. Akibanya, hasil tangkapan ikan pun merosot. Pranata mangsa pun tak lagi bisa dijadikan acuan untuk memanen ikan .

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Ciamis Jeje Wiradinata menilai, pemerintah belum serius menangani kerusakan terumbu karang di wilayah Pantai Pangandaran maupun pantai lain yang tersebar di delapan kecamatan. Selain terjangan tsunami, kerusakaan terumbu karang telah terjadi sejak tahun 1980-an setelah meletusnya Gunung Galunggung.

Jeje menambahkan, perlu ada kemauan dari pemerintah untuk melakukan gerakan massal penanaman kembali terumbu karang. Kesadaran terhadap pelestarian lingkungan hidup juga harus ditanamkan kepada nelayan agar tidak merusak lingkungan dengan penggunaan mata jaring yang terlalu kecil atau pendirian bagan di lepas pantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com