CIMAHI, KOMPAS.com — Sebanyak 127 titik api telah terdeteksi satelit dari seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut harus dijadikan peringatan bagi aparat setempat untuk mengatasi kebakaran.
Diungkapkan Ketua Ikatan Kebakaran Indonesia Prijo Soebiandono, titik api paling banyak terdapat di wilayah hutan di Kalimantan, Kamis (13/8). Sedangkan di Jawa Barat, terdapat di wilayah Tasikmalaya.
Dia mengingatkan, kebakaran akan mudah terjadi menjelang musim kemarau karena kelembapan udara turun hingga 75 milimeter per gram. Kondisi tersebut menyebabkan barang mudah terbakar meski disebabkan hal yang remeh seperti puntung rokok yang dibuang ke alang-alang.
Untuk itu, dia mengingatkan agar setiap gedung menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) dan masyarakat membentuk relawan tanggap kebakaran. Khusus untuk relawan, itu mutlak dibutuhkan bagi daerah padat penduduk. "Kasus di daerah permukiman padat, mobil pemadam kebakaran sulit menjangkau lokasi kebakaran akibat sempitnya badan jalan," tutur Prijo.
Ditambah lagi, keterbatasan perlengkapan unit pemadam kebakaran di daerah menyebabkan kinerja pemadam kebakaran kurang optimal. Dia mencontohkan DKI Jakarta yang memiliki pompa bawah air yang bisa menyedot air dari jarak 5.000 meter, tetapi di Jawa Barat pun tidak memiliki satu unit pompa.