Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matikan Televisi jika Masih Sayang Anak

Kompas.com - 26/07/2009, 14:02 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Jam belajar atau jam sekolah anak-anak saat ini hanya separuh dari jam mereka menonton tayangan televisi sehingga orangtua harus berani mengurangi jam nonton televisi dan dialihkan untuk acara keluarga.

"Saat ini jam belajar anak-anak hanya sekitar 750 jam dalam satu tahun, dan ini hanya separuh dari waktu mereka menonton televisi yang mencapai 1.500 jam dalam satu tahun," kata koordinator aksi Hari Tanpa Televisi, Salman Faridi, di Yogyakarta, Minggu (26/7).

Mereka menggelar aksi Hari Tanpa Televisi itu di simpang empat depan Kantor Pos Besar Yogyakarta. Menurut dia, melihat dari perbandingan yang mencolok tersebut, para orangtua ataupun masyarakat diimbau tidak menonton dan mematikan televisi selama satu hari.

"Waktu untuk menonton televisi dialihkan untuk acara keluarga atau mengajari anak dengan berbagai macam keterampilan. Ini akan sangat berarti bagi tumbuh kembang anak," katanya.

Ia mengatakan, jika orangtua bisa mengurangi jam menonton televisi selama satu jam saja dalam satu hari dengan mengalihkannya untuk kegiatan positif, tentu akan lebih bermanfaat.

"Dengan cara ini, anak akan memiliki tambahan waktu untuk belajar, baik itu keterampilan, kerajinan, maupun pelajaran budi pekerti dari orangtua. Jadi, mereka juga tidak mengalami ketergatungan untuk selalu menonton televisi," katanya.

Ia mengatakan, dampak sinar biru dari televisi sangat berbahaya bagi mata anak karena sinar biru yang muncul tidak sama dengan sinar ultraviolet matahari.

"Parahnya lagi, sinar biru tersebut masuk ke retina mata tanpa filter dan panjang gelombang cahaya yang dihasilkan 400 hingga 500 milimeter sehingga bisa memicu terbentuknya radikal bebas dan melukai fotokimia retina mata anak," katanya.

Ia menambahkan, akibat dari radiasi tersebut akan terasa setelah 10 tahun saat anak menginjak dewasa. Pada saat itu retina mata tidak lagi bening dan sehat seperti masa kanak-kanak sehingga kemampuan fungsi mata juga berkurang. "Ini dampak buruk yang mengganggu kesehatan mata anak," katanya.

Sementara itu, salah satu peserta aksi, Sholihul Hadi, mengatakan, kampanye mematikan pesawat televisi dalam satu hari bukan untuk antitelevisi, tetapi lebih menyoroti tayangan acara televisi yang kurang bermutu, tidak mendidik, cenderung berisi tindak kekerasan, dan hedonisme yang tidak sesuai dikonsumsi anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com