Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lamalera Diberi Zona Khusus Berburu Paus

Kompas.com - 30/06/2009, 09:16 WIB

KUPANG, KOMPAS.com — Masyarakat Lamalera di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, diberi zona perairan khusus untuk melaut dan menangkap paus di perairan Laut Sawu. Secara perlahan mereka akan diberdayakan sehingga tidak selamanya menggantungkan hidup dengan menangkap paus.

Kemampuan memburu dan menangkap paus merupakan bagian dari budaya lokal berusia ratusan tahun sehingga tidak bisa dihapus total. Namun, kegiatan tersebut harus dibatasi agar tidak merugikan populasi paus biru yang mencari makan di perairan itu.

Direktur Konservasi serta Taman Nasional Laut Departemen Kelautan dan Perikanan Agus Darmawan pada seminar rencana strategis pengelolaan Taman Nasional Perairan Laut Sawu di Kupang, Senin (29/6), mengatakan, pengelolaan dan konservasi Laut Sawu butuh sumber daya manusia yang kuat.

Laut Sawu merupakan salah satu kawasan rute migrasi paus yang harus diamankan. Selain itu, di kawasan itu juga terdapat sejumlah biota laut yang perlu dilindungi. ”Kegiatan penangkapan paus oleh masyarakat Lamalera tak boleh dihilangkan begitu saja. Mereka harus diberi ruang khusus agar bisa melanjutkan praktik budaya itu,” kata Agus.

Penangkapan paus oleh warga Lamalera merupakan bagian dari budaya berusia ratusan tahun. Mereka tidak menangkap dalam jumlah besar dan mereka bisa membedakan paus masih kecil dan paus yang layak ditangkap.

Di sisi lain, mereka harus diberdayakan sehingga ke depan mereka tidak semata-mata bergantung pada zona khusus di perairan itu. Ruang gerak mereka di perairan sudah dibatasi, sementara jumlah penduduk terus bertambah dan kebutuhan ekonomi meningkat.

Harus ada alternatif untuk memberdayakan masyarakat, mengalihkan ketergantungannya dari perairan Laut Sawu ke daratan. Sejumlah sumber daya alam di daratan atau pesisir pantai dapat dikembangkan sebagai lahan hidup warga, tetapi butuh studi dan penyelidikan, selain kerja sama dengan penduduk lokal secara berkesinambungan.

Pemerintah mengirim 50 tenaga dari sejumlah provinsi guna studi di Australia dan China soal pengelolaan kelautan. Dari NTT ada tiga orang. Direktur Apex Internasional Benjamin Kahn mengatakan, ada 7-11 jenis paus yang melintasi rute migrasi di Laut Sawu, Banda, Ambon, dan Laut Pasifik. Jadi, tak benar bahwa paus biru di Laut Sawu punah karena penangkapan tradisional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com