Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelanjutan Proyek PLTP Sarulla Makin Tak Jelas

Kompas.com - 19/09/2008, 17:36 WIB

MEDAN, JUMAT - Kelanjutan penyelesaian proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla di Kabupaten Tapanuli Utara, makin tak menentu. Negosiasi harga jual listrik dari konsorsium Medco, Itochu dan Ormat selaku pengembang proyek tersebut ke Perusahaan Listrik Negara belum mencapai kata sepakat.

Menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Washington Tambunan, direksi dari konsorsium Medco, Itochu dan Ormat selaku pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla, telah melaporkan perkembangan negosiasi harga ini ke Pemerintah Provinsi Sumut. Menurut Washington , sebenarnya melihat kondisi Sumut yang krisis listrik, Pemprov Sumut berharap proyek PLTP Sarulla bisa diselesaikan tepat waktu.

"Mereka melaporkan bahwa negosiasi harga ulang dengan PLN masih terus berjalan dan belum mencapai kata sepakat. Tetapi negosiasi terus dilanjutkan, dan kami berharap bisa selesai secepatnya," ujar Washington.

Sedianya PLTP Sarulla masuk ke sistem listrik Sumut pada tahun 2010. Namun negosiasi harga jual dengan PLN yang belum mencapai titik temu ini sangat mungkin membuat PLTP Sarulla terlambat masuk sistem listrik Sumut. Sampai sekarang belum ada kesepakatan soal negosiasi kembali harga jual dari konsorsium pengembang PLTP Sarulla ke PLN. "Tetapi negosiasinya masih terus dilanjutkan, bahkan sekarang sudah difasilitasi kantor Wakil Presiden," ujar Washington.

Sebelumnya perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) antara pengembang PPLTP Sarulla dengan PT PLN telah ditandatangani pada akhir tahun lalu. Saat itu disepakati harga jual listrik PLTP Sarulla dari konsorsium pengembang ke PLN sebesar 4,620 sen Dolar Amerika Serikat (AS) per kilo watt hour (Kwh). Belakangan konsorsium Medco, Itochu dan Ormat meminta harga tersebut ditinjau ulang mengingat kenaikan harga minyak dunia.

Meski negosiasi harga jual ini masih berlangsung alot, Washington tetap optimistis konsorsium Medco, Itochu dan Ormat tak akan menjual proyek PLTP Sarulla ini sebagaimana pengembang sebelumnya. Konsorsium Medco, Itochu dan Ormat merupakan pengembang ketiga dari PLTP Sarulla. Pengembang-pengembang sebelumnya tak meneruskan proyek tersebut di antaranya karena persoalan ketidakcocokan harga jual listrik ke PLN.

Proyek PLTP Sarulla pertama kali dimiliki oleh perusahaan asal Amerika Serikat Unocal. Belakangan Unocal menjualnya karena tak mencapai kata sepakat soal harga jual listrik ini dengan PLN. Proyek ini kemudian ditenderkan kembali dan dimenangkan anak perusahaan PLN dan Pertamina, PT Geodipa.

Ketidakjelasan pendanaan membuat PLTP Sarulla ditenderkan kembali dan dimenangkan konsorsium Medco, Itochu dan Ormat yang kemudian membentuk Sarulla Operation Limited (SLO). "Sepertinya pengembang yang sekarang tidak akan hengkang. Selama negosiasi harga berlangsung, di lapangan kegiatan fisik terus dilakukan," ujar Washington .

Rencananya, PLTP Sarulla akan menghasilkan listrik sebesar 110 mega watts (MW) pada tahap pertama tahun 2010. Kemudian tahun 2011 listrik yang dihasilkan juga sama. Baru pada tahap ketiga tahun 2012, PLTP Sarulla akan menghasilkan 115 MW, sehingga total kapasitas PLTP mencapai 335 MW.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com